Berita

Debit Air Cukup, BPBD Jatim Mulai Hentikan Dropping Air di Beberapa Wilayah

Debit Air Cukup, BPBD Jatim Mulai Hentikan Dropping Air di Beberapa Wilayah
Debit Air Cukup, BPBD Jatim Mulai Hentikan Dropping Air di Beberapa Wilayah (dok bpbd)

SURABAYA, PustakaJC.co - Menuju peralihan musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur melalui BPBD Kabupaten Mojokerto mulai mengurangi intensitas pengiriman air bersih ke sejumlah desa terdampak kekeringan.

 

Bantuan air bersih dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto untuk empat desa terdampak kekeringan resmi berakhir pada Jumat, 8 November 2024 lalu. Bantuan ini sebelumnya disalurkan oleh BPBD Kabupaten Mojokerto sejak 1 Oktober hingga 8 November, dengan anggaran senilai Rp 153.000.000 berasal dari P-APBD 2024.

 

Selama 34 hari, BPBD telah mendistribusikan 340 tangki air bersih ke desa-desa terdampak. Desa Kunjorowesi menerima empat tangki per hari, sedangkan Desa Manduro Manggung Gajah, Desa Duyung, dan Dusun Tempuran, Desa Simongagrok, masing-masing menerima dua tangki setiap hari.

"Dropping air bersih sudah berakhir kemarin. Untuk langkah selanjutnya jika masih ada daerah terdampak kekeringan, kami akan berkoordinasi dengan pimpinan dan pihak terkait untuk langkah selanjutnya," kata, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, dilansir dari laman resmi BPBD Kota Mojokerto. 

 

Menurutnya, status siaga darurat bencana kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan 2024 terhitung sehak tanggal 19 Juni - 15 November 2024. 

 

"Saat ini statusnya belum hidrometeorologi, namun masih musim basah dan musim kering atau biasanya musim kemarau basah. Perkiraan BMKG Juanda, masuk hidrometeorologi pada minggu ke dua dan ketiga bulan November 2024," bebernya. 

 

Sedangkan, prediksi BMKG musim hujan melanda kawasan Mojokerto pada November pertama meliputi Kecamatan Dawarblandong, Jetis, Pacet Gondang, Jatirejo, dan Trawas. 

 

Prediksi musim hujan November ke dua meliputi Kecamatan Gedeg, Kemlagi, Sooko, Bangsal, Dlanggu, Kutorejo, Mojoanyar, Mojosari, Ngoro, Pungging, Trowulan, Krangga, Magersari Prajurit Kulon dan Puri. 

 

Sebelumnya, dampak kekeringan di Kabupaten Mojokerto kian meluas. Sebelumnya, ada tiga desa di kaki Gunung Penanggungan terdampak, kini Dusun Tempuran, Desa Simongagrok, Kecamatan Dawarblandong, juga mengalami kekurangan air bersih.

 

Sebanyak 110 Kepala Keluarga (KK) di dusun tersebut terdampak karena pasokan air weslik mengecil sejak pertengahan September.

 

"Air weslik hanya keluar sedikit. Kekeringan ini telah berlangsung sejak pertengahan September," jelasnya. 

 

Tiga desa terdampak ini berada di kaki Gunung Penanggungan, yakni di Desa Kunjorowesi, 4.937 penduduk dari dua Dusun Kunjoro 1.625 jiwa dan Kandangan 3.312 jiwa terdampak krisis air. 

 

Sementara itu, di Desa Manduro Manggung Gajah, 1.861 jiwa dari Dusun Buluresik 996 jiwa dan Dusun Gajah Mungkur 865 jiwa juga mengalami kesulitan air bersih.

 

Desa Duyung, Kecamatan Trawas, dua dusun, Dusun Bantal dan Dusun Duyung, yang tersebar di 16 RT, sangat kekurangan air bersih karena debit sumber air bersih semakin berkurang. Dusun Bantal dengan 789 jiwa dan Dusun Duyung dengan 702 jiwa juga terdampak krisis air.

 

Sebelumnya, BPBD Provinsi Jawa Timur telah mendistribusikan 340 tangki air bersih dari 6 Agustus hingga 14 September 2024. 

 

BPBD Kabupaten Mojokerto juga telah mengalokasikan Rp 135 juta dari APBD 2024 untuk mendistribusikan air bersih dari 1 Juli hingga 3 Agustus 2024. (int) 

Baca Juga : Five Nine Service, Tempat Unik Melepaskan Penat di Surabaya
Bagikan :