Berita

Kekeringan Meluas, BPBD Jatim Dropping Air Bersih ke Lamongan

Kekeringan Meluas, BPBD Jatim Dropping Air Bersih ke Lamongan
Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto saat melakukan dropping air bersih beberapa waktu lalu, (dok roadpim jatim)

 

 

 

 

Berita ini disupport oleh BPBD Jatim

 

SURABAYA, PustakaJC.co – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mencatat 28 kabupaten/kota yang mengeluarkan status darurat kekeringan. Terbaru, data dari BPBD Lamongan menyebut, kekeringan telah menyebar di 114 dusun di 57 desa yang tersebar di 13 kecamatan.

 

Data yang dihimpun dari BPBD Lamongan menyebut, hingga kini BPBD Lamongan telah melakukan dropping air bersih ke 114 dusun di 57 desa yang tersebar di 13 kecamatan.

 

"Jumlah kecamatan yang mengalami kekeringan menjadi 13 kecamatan. Ini karena kemarau yang sampai awal bulan sepuluh (Oktober) ini masih melanda," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Lamongan, Joko Raharto dilansir dari laman resmi BPBD Lamongan, Minggu (13/10). 

 

Joko merinci, ke-13 kecamatan yang terdampak kekeringan tersebut, di antaranya adalah Kecamatan Tikung, Sarirejo, Lamongan, Kembangbahu, Mantup, Sambeng, Sugio, Kedungpring, Deket, Glagah, Modo, Bluluk dan Sambeng.

Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto saat melakukan dropping air bersih beberapa waktu lalu, (dok roadpim jatim) 

 

Bantuan air bersih, terang Joko, juga terus dilakukan ke wilayah-wilayah di Lamongan yang mengalami krisis air bersih.

 

"Bantuan air bersih ini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah melalui BPBD, tapi juga diberikan oleh Polres Lamongan, PKK serta bantuan dari pihak swasta," ujarnya.

 

Joko mengungkapkan, selain bantuan air bersih, pihaknya juga mengirimkan bantuan lain berupa jeriken, tandon dan terpal kepada masyarakat terdampak untuk menampung bantuan air bersih yang dikirim oleh BPBD.

Penyaluran air bersih di daerah terdampak kekeringan di Jatim (dok kominfojatim) 

 

Ia mengatakan, BPBD Lamongan juga telah melakukan mitigasi daerah yang berpotensi mengalami kekeringan dan mulai melakukan dropping air bersih.

 

"SK siaga darurat sudah ditetapkan oleh BMKG sejak Juni lalu, kami bergerak melakukan pemetaan dan pendataan terhadap desa yang berpotensi dilanda kekeringan dan berakibat pada kekurangan kebutuhan air bersih," paparnya.

 

Joko mengungkapkan, Pemkab Lamongan melalui BPBD Lamongan terus berupaya dalam mengurangi dampak kekeringan atau kemarau ini dengan melakukan distribusi air bersih kepada masyarakat terdampak. Hal ini juga dilakukan dengan kolaborasi pentahelix antara lembaga pemerintah, BUMN ataupun BUMD, dunia usaha, masyarakat dan lain-lain.

 

Hingga kini, BPBD Lamongan telah mensuplai air bersih kepada warga yang membutuhkan sebanyak 632 tangki dengan total mencapai 3.262.000 liter. "Selain itu kami telah mendistribusikan 94 profiltank, 136 terpal dan 186 jeriken," pungkasnya.

Penyaluran air bersih di daerah terdampak kekeringan di Jatim (dok kominfojatim) 

 

Seperti diketahui, BPBD Jatim menambah anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) dari APBD untuk menanggulangi kekeringan di kabupaten/kota. Bantuan itu diberikan karena keenam wilayah itu telah kehabisan anggaran untuk mengatasi kekeringan.

 

Bantuan yang diberikan dari APBD Jatim itu berupa dropping air bersih secara langsung. Total ada 4.198 Rit yang diberikan dari alokasi APBD Jatim. Setiap 1 Ritnya berisi 5.000 liter air untuk didistribusikan ke semua wilayah yang kehabisan anggaran dalam menangani kekeringan.

 

"Bantuan yang diberikan disesuaikan jumlah penduduk yang membutuhkan air, sehingga akan berbeda di setiap wilayah," ungkapnya.

Peta wilayah terdampak kekeringan di Jatim (dok bmkg) 

 

BPBD menyebutkan per September ini ada 905 desa dari 28 kabupaten/kota yang terdampak kekeringan dengan jumlah kartu keluarga (KK) yang terdampak mencapai 655.277 atau total 1.664.433 jiwa.

 

Adapun 28 wilayah yang mengeluarkan status darurat kekeringan itu adalah Kabupaten Lamongan, Bangkalan, Bondowoso, Gresik, Lumajang, Situbondo, Sampang, Pamekasan, Banyuwangi, Bojonegoro.

 

Selanjutnya Kota Batu, Kabupaten Blitar, Ponorogo, Jombang, Tulungagung, Nganjuk, Pacitan, Kabupaten malang, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Probolinggo, Ngawi, Kabupaten Madiun, Magetan, Trenggalek, Jember, Kabupaten Pasuruan, dan Sumenep.

 

BPBD Jawa Timur pun telah melakukan dropping air bersih untuk meminimalisir dampak dari kekeringan itu. Di antara kabupaten/kota yang terdampak kekeringan, Kabupaten Bojonegoro menjadi salah satu daerah yang menjadi perhatian khusus dari BPBD Jatim.

 

"Yang jadi perhatian sekarang posisinya paling banyak di Bojonegoro. Ada 106 titik desa terdampak kekeringan," tukas Gatot. (int) 

Baca Juga : Presiden Jokowi Kunjungi Pasar Dukuh Kupang, Cek Harga dan Interaksi dengan Warga
Bagikan :