Berita

Mitigasi Bencana Kekeringan, BPBD Jatim Tetapkan Status Tanggap Darurat Hingga Akhir Oktober

Mitigasi Bencana Kekeringan, BPBD Jatim Tetapkan Status Tanggap Darurat Hingga Akhir Oktober
Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto, (dok pustakajc)

SURABAYA, PustakaJC.co – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur membeberkan dampak musim kemarau tahun 2024. Hingga akhir September 2024, ada sebanyak 28 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur mengeluarkan status darurat kekeringan akibat dampak musim kemarau.

 

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto, membenarkan bahwa ada 28 kabupaten dan kota yang mengeluarkan status darurat kekeringan. 

 

“BPBD Jatim akan merespons dengan melihat kondisi masing-masing daerah terhadap bantuan yang akan diberikan," kata Kepala BPBD Jatim Gatot Subroto dilansir dari laman resmi BPBD Jatim, Rabu (9/10/2024).

Penyaluran air bersih sebagai upaya mitigasi bencana kekeringan di Malang Selatan, (8/10/2024) dok kominfo jatim

 

Puluhan wilayah yang mengeluarkan status darurat kekeringan itu antara lain Kabupaten Lamongan, Bangkalan, Bondowoso, Gresik, Lumajang, Situbondo, Sampang, Pamekasan, Banyuwangi, Bojonegoro.

 

Kemudian Kota Batu, Kabupaten Blitar, Ponorogo, Jombang, Tulungagung, Nganjuk, Pacitan, Kabupaten malang, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Probolinggo, Ngawi, Kabupaten Madiun, Magetan, Trenggalek, Jember, Kabupaten Pasuruan, dan Sumenep.

 

Selanjutnya, di awal Oktober ini, Gatot menambahkan, penerapan status tanggap darurat bencana kekeringan bertambah satu, yaitu Kabupaten Malang. Status ini berlangsung hingga 31 Oktober 2024.

 

"Kalau untuk status tanggap daruratnya yang diberlakukan 1 Oktober. Dan sementara ini sampai 31 Oktober 2024," katanya.

Peta puncak kekeringan di Jatim 2024 (dok bmkg) 

 

Gatot menjelaskan penerapan status tanggap darurat kekeringan diterapkan dengan melihat pada kecukupan air yang ada di sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan warga. Jika belum bisa memenuhi, lanjutnya, maka status kekeringan adalah kering kritis.

 

"Jadi selama masyarakat masih membutuhkan air bersih dikarenakan sumber mata air terdekatnya belum bisa memenuhi. Maka statusnya masih darurat atau dalam artian kering kritis," ujarnya.

 

Kemudian, berdasarkan laporan Posko Siaga Darurat Kekeringan dan Kebakaran Hutan atau Lahan 2024 BPBD Kabupaten Malang, hingga 6 Oktober 2024 distribusi air bersih sudah mencapai 1.003.000 liter. Jutaan liter air bersih itu didistribusikan ke delapan desa di tiga wilayah kecamatan di Kabupaten Malang.

 

Pada Kecamatan Sumbermanjing Wetan ada empat desa yakni Desa Sumberagung dengan capaian distribusi 303.000 liter air bersih. Ini ke Desa Sitiarjo sebanyak 90 ribu liter, Desa Kedungbanteng sebanyak 70 ribu liter, dan Desa Ringinsari sebanyak 75 ribu liter.

 

Distribusi air bersih di kecamatan tersebut juga diperuntukkan ke Puskesmas Sitiarjo dengan capaian 65 ribu liter air bersih. Selanjutnya di Kecamatan Donomulyo yakni Desa Sumberoto dengan 210 ribu liter, Desa Mentaraman 70 ribu liter, dan Desa Tulungrejo 110 ribu liter. 

 

Sedangkan pada Desa Putukrejo di Kecamatan Gondanglegi distribusi air ditujukan untuk Pondok Pesantren Asy-Syadzili IV dengan capaian sebanyak 10 ribu liter. Selain BPBD Kabupaten Malang, distribusi air bersih dibantu oleh sejumlah jajaran terkait, mulai perangkat desa hingga Sub-Divisi Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Brantas 1/Bendungan Sengguruh. 

 

Sementara itu, berdasarkan data BPBD Jatim per September 2024, total wilayah terancam kekeringan ada 905 desa. Jumlah itu tersebar di 28 kabupaten/kota.

 

"Jadi 905 titik desa itu tersebar di 28 daerah di 238 kecamatan. Jumlah kartu keluarga (KK) terdampak ada 655.277, dengan total jiwa sebanyak 1.664.433," beber Gatot.

 

Dia mengatakan BPBD Jatim bersama kabupaten/kota telah melakukan dropping air bersih ke daerah-daerah terdampak kekeringan tersebut.

 

"Kami sudah dropping air bersih berkolaborasi bersama dengan BPBD kabupaten/kota. Dari BPBD Jatim telah men-dropping air bersih sebanyak 1.232 rit dari anggaran APBD," jelasnya.

 

"Lalu kami juga men-dropping air bersih sebanyak 2.966 rit dari dana BTT (Belanja tidak terduga)," tambahnya.

 

Pihaknya mengimbau warga agar aktif melaporkan ke BPBD setempat jika ada titik daerah atau pemukiman mengalami kekeringan.

 

"Kami imbau juga warga aktif, dan nanti rekan-rekan BPBD akan turut membantu proses pendistribusian air bersih," tandasnya. (int)

Baca Juga : Buka Orientasi PPPK Pemprov Jatim, Begini Pesan Pj. Gubernur Jatim
Bagikan :