Ia mengaku sangat puas dan bahagia dengan layanan yang dirasakannya selama di Madinah. Ia merasakan jemaah lain di kloter (kelompok terbang) nya, semuanya juga baik dan peduli padanya.
Cik Lekat Umar lalu bercerita bahwa ia sudah lama menunggu waktu keberangkatannya ke Tanah Suci. Menurutnya, sudah sejak lama menyimpan impian untuk berhaji, sampai kemudian dia putuskan menjual separoh lahan kebunnya untuk membayar ongkos haji.
“Dua belas tahun lalu, nenek jual kebun separuh, kemudian separuhnya masih dikelola hingga sekarang dan hasilnya masih bisa nenek bagi ke anak,” tuturnya.