Berita

Rupiah Tiba-tiba Terjun Lagi, Ini Penjelasan BI

Rupiah Tiba-tiba Terjun Lagi, Ini Penjelasan BI
Dok interest

 

Bank of Japan (BoJ) pada (31/10/2023) telah merilis data suku bunganya yang kembali ditahan di angka minus 0,1% sejak 2016 atau sekitar tujuh tahun terakhir.

 

Hasil ini juga menunjukkan bahwa ekspektasi sebagian pelaku pasar salah yang mengharapkan BoJ mengakhiri suku bunga ultra rendahnya serta Yield Curve Control (YCC) pada akhir 2024.

 

Berbeda dengan negara lain yang sudah mengerek suku bunga secara agresif, BoJ masih mempertahankan suku bunga ultra rendahnya di zona negatif 0,1% sejak 2016. Langkah tersebut diambil untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi Jepang.

 

Atas situasi tersebut, indeks dolar AS alami penguatan kembali. Tekanan sebenarnya dialami oleh mayoritas mata uang di Asia.

 

"Perkembangan hari ini diwarnai hampir semua mata uang Asia mengalami pelemahan terhadap USD, kecuali JPY yang sedikit menguat dan itupun diduga BoJ melakukan intervensi yg cukup besar," papar Edi.

Baca Juga : Mitigasi Bencana Kekeringan, BPBD Jatim Tetapkan Status Tanggap Darurat Hingga Akhir Oktober
Bagikan :