“Lalu juga jangan buang sampah sembarangan, dan jangan juga menembang pohon, melakukan pembukaan lahan dengan cara hati-hati. Itulah sebagian upaya-upaya jangka panjang yang diharapkan bisa menjaga agar sumber air yang ada di wilayah kita tetap aman dan bisa stabil,” jelasnya.
Senada dengan Gatot, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim, Satriyo Nurseno, mengatakan dampak El Nino dapat mengakibatkan kekeringan. Ini akan berdampak pada bencana lainnya seperti kebakaran hutan dan lahan.
Karena itu pihaknya terus memberikan sosialisasi sekaligus mengedukasi kepada masyarakat untuk menghemat air bersih.
“Sebagaimana diketahui, Indonesia termasuk Jatim diprediksi akan mengalami musim panas ekstrem. Intensitas El Nino diprediksi mencapai puncaknya pada Agustus sampai September 2023,” katanya.
Diketahui, Pemprov Jatim telah mengeluarkan status Siaga Darurat Kekeringan dan Kebakaran Hutan dan Lahan terhitung mulai 17 Mei sampai 17 November 2023. Adapun potensi wilayah kekeringan di Jatim berdasarkan data tahun sebelumnya sebanyak 27 kabupaten yang tersebar di 221 kecamatan, 844 desa, dan 1.617 dusun. (ayu)