Berita

Jelang Ramadhan, Satgas PMK Jatim Gencarkan Penyemprotan Disinfektan dan Percepatan Vaksinasi Hewan Ternak

Jelang Ramadhan, Satgas PMK Jatim Gencarkan Penyemprotan Disinfektan dan Percepatan Vaksinasi Hewan Ternak
Dok infografis PustakaJC

Berita ini disupport oleh BPBD Jatim

 

SURABAYA, PustakaJC.co – Jelang Ramadhan 2023, Satgas Penyakit Mulut dan Kuku pada hewan ternak (PMK) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur terus berupaya mencapai target penurunan hingga nol kasus di seluruh wilayah.

Dalam mencapai upaya tersebut, Satgas PMK juga bekerjasama dengan TNI, Polri dan relawan. Antara lain melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat, memberikan bantuan apabila ternak mati, penyemprotan disinfektan di pasar hewan serta mengadakan razia di perbatasan wilayah lalu lintas hewan ternak.

 

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jawa Timur, Gatot Soebroto mengatakan, titik razia menyasar perbatasan dua Provinsi di Jatim yaitu Jawa Tengah dan Bali. Razia ini melibatkan lintas institusi. Meliputi Satgas PMK BPBD, Polri dan Dinas Peternakan setempat.

 

“Tiap hewan ternak yang mau masuk Jatim, ada tim yang memeriksa dari dinas peternakan. Lalu kami menyemprot disinfektan dan teman kepolisian melihat berkasnya apakah distribusi hewan itu sudah sesuai dengan dokumen-dokumennya atau belum,” kata Gatot, dilansir dari laman instagram bpbd jatim, Rabu, (22/3/2023).

Gatot menambahkan,beberapa hari terakhir pihaknya mengantisipasi lalu lintas sapi dari Jateng yang masuk ke Jatim demikian juga sebaliknya guna menekan penyebaran kasus. Langkah ini diharapkan agar Satgas PMK Jateng bersama lintas lembaga terkait di sana dapat melakukan upaya penanganan serupa secara maksimal. Namun demikian, kedua belah pihak lintas provinsi sudah melakukan komunikasi.

 

“Karena kalau kita giat melakukan penyemprotan dan sosialisasi di sini, tetapi dari Jateng tidak, kan bisa kebobolan. Sehingga kami minta kerja sama antar dua wilayah ini harus secara baik sehingga bisa mengantisipasi ternak dari Jateng ke Jatim atau sebaliknya,” terang Gatot.

 

Gatot mengakui jika lalu lintas hewan ternak memang cukup padat. Karena berdasarkan grafik, terjadi angka penurunan dan kenaikan cukup signifikan.

 

BPBD Jatim, lanjutnya, berupaya mencapai target penurunan PMK dengan menargetkan hingga nol kasus di seluruh wilayah, di Jatim dengan upaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait PMK serta memberikan bantuan jika mendapati ada ternak mati.

 

"Target kita mewujudkan nol kasus di seluruh wilayah Provinsi Jawa Timur. Selain melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait PMK. Kita juga memberikan bantuan jika mendapati ada ternak mati. Termasuk melakukan penyemprotan disinfektan di pasar hewan serta mengadakan razia di perbatasan wilayah lalu lintas hewan ternak, yang akan masuk ke wilayah Provinsi Jatim," ucapnya.

Hingga saat ini, menurut dia, pihaknya juga siaga untuk mengawasi dan mengantisipasi lalu lintas sapi dari Jateng yang masuk ke Jatim atau sebaliknya, guna menekan penyebaran kasus.

 

"Karena kalau kita giat melakukan penyemprotan dan sosialisasi di sini, tetapi dari Jateng tidak, kan bisa kebobolan. Sehingga kami minta kerja sama antar dua wilayah ini harus secara baik sehingga bisa mengantisipasi ternak dari Jateng ke Jatim atau sebaliknya," ucapnya.

 

Namun, lanjutnya, sesuai grafik di BPBD Jatim terjadi angka penurunan dan kenaikan cukup signifikan meski lalu lintas ternak sangat padat.

 

Sementara itu, Percepatan vaksinasi PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) bagi hewan ternak terus dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 

 

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur,Indiyah Ariyani, menuturkan, percepatan dan perluasan vaksinasi PMK di Jatim tidak boleh melemah. Menurutnya, PMK harus menjadi kewaspadaan semua pihak.

 

"Monitoring ini adalah upaya kita untuk menjaga ternak-ternak kita tetap sehat. Kalau ternaknya sehat, maka peternaknya pun menjadi semakin tenang," tuturnya.

 

Hingga pertengahan Maret 2023, tercatat capaian vaksinasi tertinggi di Indonesia dengan capaian sebanyak 3.447.105 dosis. Perinciannya, sapi potong sebanyak 2.164.626 dosis, sapi perah 235.806 dosis, kerbau 3.315 dosis, kambing 701.512 dosis, domba 243.223 dosis dan babi 33.151 dosis. 

Kemudian, dalam rangka percepatan pelaksanaan vaksinasi PMK, Jawa Timur melibatkan semua Tenaga Kesehatan Hewan di Jawa Timur. Total sebanyak 2.450 orang yang terdiri dari 950 dokter hewan dan 1.500 paramedik veteriner telah disiapkan untuk percepatan vaksinasi. (int)

Baca Juga : Menkomdigi Wakili Presiden Prabowo dalam AI Summit di Paris
Bagikan :