Berita ini disupport oleh BPBD Jatim
SURABAYA, PustakaJC.co - Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus melakukan upaya pengendalian penularan virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak. Hal ini dilakukan untuk menghadapi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) gelombang kedua. Peningkatan kesiapsiagaan kewaspadaan PMK gelombang kedua ini bukan hanya dilakukan di Jatim saja, tetapi seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, saat ini telah terjadi peningkatan kasus PMK pada beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur pada awal bulan Januari 2023. Untuk itu, pihaknya menghimbau kabupaten/kota di Jatim untuk meningkatkan kesiapsiagaan darurat PMK dan persiapan pelaksanaan vaksinasi PMK di Jawa Timur tahun 2023.
“Berbagai upaya dilakukan, salah satunya, Jatim akan melakukan booster vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kepada 230.000 ekor sapi perah di seluruh Jawa Timur,” ujar Khofifah beberapa waktu yang lalu.
Selain itu, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, Pemprov Jatim melakukan aksi penyemprotan disinfektan yang dilakukan di wilayah-wilayah yang kasus PMK nya meningkat. Salah satunya di Kabupaten Pacitan dan Ponorogo.
Di Pacitan, aksi yang dilakukan Tim TRC BPBD Jatim ini berlangsung pada hari Rabu (15/2/2023). Sedang di Ponorogo, penyemprotan dilangsungkan esoknya, Kamis (16/2/2023).
Seperti sebelumnya, aksi yang digelar di dua daerah ini dalam rangka mencegah penyebaran virus PMK di wilayah perbatasan Jatim-Jateng.
Untuk di Pacitan, aksi penyemprotan PMK ternak dilangsungkan di tiga pasar hewan. Yakni, Pasar Hewan Punung di Desa Punung Kec. Punung, Pasar Hewan Pacitan di Desa Semanten Kec. Pacitan dan Pasar Hewan Arjosari di Desa Arjosari Kec. Arjosari.
Sedang di Kabupaten Ponorogo, aksi kolaboratif ini menyasar empat lokasi. Yakni, Pasar Hewan Wonokerto di Desa Wonokerto, Kec. Jetis, Pasar Hewan Jetis di Desa Jetis Kec. Jetis, Pasar Hewan Pulung di Dusun Krajan Desa Pulung Kec. Pulung dan Pasar Hewan Somoroto di Dusun Somoroto, Desa Somoroto Kec. Kauman.
Turut terlibat dalam aksi penyemprotan PMK ternak ini, BPBD Kabupaten Pacitan dan Ponorogo, UPT Dinas Peternakan Jatim, TNI/Polri, perangkat desa dan pengelola pasar hewan sasaran.
Kasus PMK Melonjak, BPBD Jatim Bareng Disnak dan Pemkab Tuban Gelar Penyemprotan di Wilayah Perbatasan Jateng
Menyusul melonjaknya jumlah kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Jatim dalam dua pekan terakhir, Tim BPBD Jatim bersama Dinas Peternakan dan Pemkab Tuban menggelar aksi penyemprotan disinfektan di wilayah perbatasan Jawa Tengah,sudah sejak sebulan yang lalu, tepatnya Kamis (19/1/2023).
Kegiatan kolaboratif untuk mencegah penyebaran virus PMK Hewan Ternak ini dilangsungkan di lokasi Pasar Hewan Jatirogo, Desa Sugihan Kec. Jatirogo yang merupakan pasar hewan di wilayah perbatasan Jatim-Jateng.
Selain di Pasar Hewan Jatirogo, penyemprotan juga dilangsungkan di Pasar Hewan Kerek Desa Margomulyo, Kec. Kerek dan Pasar Hewan Semanding Desa Gedongombo Kec. Semanding yang juga menjadi jalur perdagangan hewan ternak Jatim-Jateng.
Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto SE MPSDM di sela acara penyemprotan disinfektan ini menyatakan, aksi kolaborasi penyemprotan PMK ternak ini sengaja dilangsungkan di wilayah perbatasan karena peningkatan kasus PMK selama ini rentan terjadi di wilayah perbatasan.
Karenanya, ia mengerahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD untuk membantu upaya pencegahan penularan virus PMK dengan penyemprotan disinfektan di daerah rentan.
Kadis Peternakan Jatim Indyah Aryani juga mengamini jika penyemprotan disinfektan saat ini dilangsungkan untuk mengendalikan laju kasus PMK yang terus melonjak sejak awal Januari lalu.
Hingga update data per 17 Januari, ia mengatakan jumlah ternak sapi yang terinfeksi telah mencapai sekitar 185 ekor dengan dengan jumlah kematian sebanyak 3 ekor.
Karena itu pula, selain aksi penyemprotan disinfektan Dinas Peternakan Jatim juga akan melakukan vaksinasi kepada hewan ternak di wilayah perbatasan.
"Kita akan sosialisasikan itu kepada pengelola pasar, pedagang, dan para peternak. Sebab, dari kasus sebelumnya, mayoritas hewan yang terinfeksi adalah hewan yang belum divaksin," terangnya.
Hadir juga dalam kegiatan ini, perwakilan Bakorwil Bojonegoro, Kalaksa BPBD Kab. Tuban Drs Sudarmaji MM, Kadis Peternakan Kab. Tuban, Satpol PP Tuban, pengelola pasar sasaran dan sejumlah pejabat di lingkungan BPBD Jatim.
Rencananya, kegiatan pengendalian kasus PMK ternak ini akan terus berlanjut ke daerah-daerah yang terindikasi mengalami lonjakan kasus. (ayu/**)