Terkait kepemimpinan, menurut Khofifah ini penting mengingat masih minim jumlah wanita di tampuk kekuasaan. Pasalnya, berdasarkan data dari KPU pada 2019, keterwakilan perempuan di lembaga legislatif baru 20,8 persen. Selain itu, saat ini posisi menteri yang dijabat oleh perempuan hanya berjumlah lima dari total 34 menteri yang ada.
"Bahkan, cuma 6% CEO dan kursi direksi di Indonesia yang diisi oleh perempuan. Ini bisa di dorong agar ke depan lebih meningkat lagi, karena sudah banyak penelitian yang membuktikan kalau kepemimpinan perempuan bisa membawa dampak positif pada instansi dan iklim kerja di lapangan," terang Khofifah.
Selanjutnya dalam hal pendidikan, gubernur perempuan pertama Jatim itu menekankan bahwa masih ada anak bangsa yang kesulitan mengaksesnya. Terutama bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil.
"Alhamdulillah sekarang negara dan dunia sudah sepakat bahwa pendidikan itu hak setiap orang. Tapi suka tidak suka, budaya patriarkat masih cukup kuat," tuturnya.