Gubernur Khofifah menuturkan, melalui penandatangan LoI, maka akan semakin banyak kerjasama yang bisa dibangun antara Jatim dan Alexandria di masa depan.
Di sektor perdagangan, Khofifah menyebut kedua wilayah memiliki potensi besar untuk bisa melakukan link and match. Sebagaimana diketahui bahwa Mesir tidak menanam kopi tetapi tradisi minum kopi masyarakat Mesir cukup tinggi. Sedangkan Jawa Timur memiliki komoditas unggulan perkebunan antara lain kopi.
Oktober lalu melalui program communal branding Jatim sudah mengawali melakukan ekspor kopi sebanyak 200 ton. Sementara, private to private sudah berjalan cukup lama dan cukup signifikan. Yang diharapkan setelah penandatanganan LoI serta temu bisnis akan semakin meningkat volume maupun sektor lain yang kita kerjasamakan.
Begitu juga untuk bidang furnitur, dimana Mesir sangat membutuhkan komoditas ini untuk suplai kebutuhan berbagai pembangunan yang sekarang gencar dilaksanakan. Sedangkan Jatim memiliki pabrik furniture terbesar di Indonesia. Sehingga potensi ekspor furniture Jatim ke Mesir menjadi hal yang sangat potensial. Begitu pula ikan, udang, rempah, cerutu dan lainnya yang sekarang juga sudah berlangsung.