“Maka tugas pustakawan hari ini dan yang akan datang bagaimana memunculkan sosok game changer (pengubah permainan) seperti Steve Jobs, Ellon Musk dan Mark Zuckerberg dalam skala lokal, regional, nasional bahkan global,” kata Khofifah.
Khofifah menambahkan, tugas pustakawan dalam menyongsong ekosistem digital tidaklah sederhana. Sebab, berdasarkan data Digital Civility Index (DCI), pengguna internet di Indonesia berada pada peringkat ke-29 atas tingkat ketidak sopanan berselancar pada media digital.
Karenanya, lanjut Khofifah penting dilakukan koreksi dan evaluasi bersama. Pasalnya dalam data pengguna internet tersebut disebutkan bahwa ada penambahan penyumbang ketidak sopanan tertinggi pada kelompok usia dewasa. Dari data-data tersebut diketahui bahwa ada kesopansantunan yang harus terus dijaga bersama.
“Dalam hal kesopansantunan bersosial media, maka tugas pustakawan tidak sederhana. Bukan hanya mengedukasi supaya gemar membaca, tapi mengedukasi untuk melakukan interaksi digital secara sopan,” tegas Khofifah.
Lebih lanjut menurut Khofifah ketidak santunan dalam bersosial media , hoaks, character assasination jika tidak dikendalikan bisa mengganggu persatuan, kesatuan, dan persaudaraan. Untuk itu, dalam kondisi ini pustakawan punya peran sangat signifikan untuk membangun kearifan dalam bertutur, dalam merespon dan mengedukasi masyarakat dengan penuh kesantuan.