Tak hanya itu, pertemuan antar pelaku usaha menurutnya merupakan proses penting. Pasalnya jika hal itu tidak dilakukan maka potensi pasar yang besar di Indonesia ini bisa dikuasai oleh komoditas impor dari negara lain. Terlebih dengan adanya perkembangan teknologi digital yang memungkinkan belanja produk luar negeri menjadi sangat mudah dan cepat.
Tidak sampai di situ, di kesempatan ini, orang nomor satu di Jatim ini juga berpesan agar para pelaku usaha utamanya yang berasal dari Jawa Timur atau warga Jatim yang menetap di Aceh untuk bisa memahami digitalisasi sistem saat ini.
"Jadi digitalisisasi ini harus kita manfaatkan peluangnya. Karena perdagangan secara digital ini memungkinkan kita untuk bisa melanjutkan transaksi yang mungkin besok saat Misi Dagang belum tuntas maka dilanjutkan transaksi secara digital," pungkasnya.
Sebagai informasi bahwa misi dagang di Provinsi Nanggoe Aceh Darussalam sejak awal Provinsi Jatim dalam kepemimpinan Khofifah - Emil merupakan misi dagang dengan provinsi yang ke - 27 baik yang off line maupun secara virtual. Mengingat saat pandemi covid beberapa kali misi dagang dilaksanakan secara hybrid.