“Oleh sebab itu kita harus mengubah paradigma penanggulangan bencana yang selama ini bersifat reaktif/responsif, beralih kepada penanggulangan bencana yang bersifat preventif yaitu dengan membuka ruang yang lebih luas terhadap kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana,” katanya.
Di akhir, secara khusus orang nomor satu di Jatim ini juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Jatim untuk melakukan penataan lingkungan dengan baik. Yakni dengan tidak membuang sampah sembarangan, membersihkn salurah irigasi/sungai-sungai, serta memangkas dahan dan ranting pohon yang rapuh/lapuk.
“Saya mohon kepada seluruh warga Jawa Timur, ayo bergotong-royong pastikan di sekitar kita tidak ada sampah atau apa yang menjadi tersumbatnya aliran air.
Kemudian tolong dimaksimalkan untuk dilakukan pengerukan. Kemudian tolong pintu pintu air dipastikan yang pintu manual maupun hidrolik pastikan bahwa semua berjalan dengan baik,” katanya.
“Kemudian pintu-pintu air yang terkait dengan dam yang terkait dengan waduk Pastikan semua pemegang kunci dari pintu l-pintu air bisa memonitor minimal mereka harus pegang HT. Intensitas air semua harus termonitor sehingga aliran air yang semestinya bisa lancar itu bisa mengalir dengan baik,” pungkasnya. (ayu)