SURABAYA,PustakaJC.co – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menyampaikan per hari ini, total hewan yang sudah menerima vaksinasi PMK sebanyak 805.570 ekor.
Satgas Penanganan PMK pada Sabtu, 30 Juli 2022, capaian vaksinasi tertinggi yakni di wilayah Jawa Timur sebanyak 495.442 ekor, Sumatera Selatan 58.168 ekor dan Sumatera Utara 86.589 ekor.
Berdasarkan data yang diberikan Satgas Penanganan PMK pada Sabtu, 30 Juli 2022, Saat ini PMK telah menyebar ke 22 provinsi dan 276 Kota/Kabupaten.
Menurut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa capaian ini menunjukkan pemerintah beserta jajaran di semua lini bekerja serius dan berkomitmen untuk mengentaskan penyakit yang menyerang hewan berkuku genap tersebut.
“Kami bekerja keras dan berkomitmen penuh dalam penanggulangan PMK melalui vaksinasi masif kepada hewan ternak di Jatim,” katanya, Selasa (2/8/2022).
Meski capaian vaksinasi PMK di Jatim tinggi, Khofifah mengingatkan seluruh peternak untuk mau bekerja sama menanggulangi penyebaran PMK. Sebab, kata dia, meskipun capaian vaksinasi PMK Jatim tinggi, tetapi jumlah populasi hewan berkuku genap di Jatim juga tertinggi. Artinya percepatan vaksinasi harus terus dilakukan.
“Saat ini kita memasuki tahap dosis kedua vaksinasi PMK. Tahap dosis kedua ini ada 600 ribu dosis vaksin yang kini sudah ada di masing-masing kabupaten/kota. Vaksin tersebut untuk perluasan vaksinasi dosis pertama maupun yang revaksinasi,” ungkapnya.
Capaian vaksinasi di Jatim memang tertinggi di tanah air, tetapi jumlah populasi ternak juga tertinggi. Sehingga, percepatan vaksinasi harus dilakukan oleh semua pihak.
"Saat ini kita memasuki tahap dosis kedua vaksinasi PMK. Tahap dosis kedua ini ada 600 ribu dosis vaksin yang kini sudah ada di masing-masing kabupaten/ kota. Vaksin tersebut untuk perluasan vaksinasi dosis pertama maupun yang revaksinasi,” tegas Gubernur Jatim Khofifah.
Sementara itu, Pemprov Jatim menyiapkan skema penanganan setelah merebaknya penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi di provinsi setempat.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim Indyah Aryani saat dikonfirmasi di Pasuruan, Kamis, mengatakan penanganan dampak jangka panjang sudah mulai dilakukan saat ini.
"Seperti memberikan vaksinasi dosis pertama dan kedua serta memberikan vitamin pada sapi," katanya usai penerimaan bantuan dari PT Nestle Indonesia senilai Rp7,7 miliar kepada peternak sapi di Jatim di KUD Dadi Jaya Purwodadi, Pasuruan.
Ia mengatakan skema penanganan pasca-PMK tersebut tidak hanya diberikan kepada hewan ternak, tetapi juga kepada peternak.
"Seperti pemulihan manajemen pakan sapi perah yang benar, karena sapi perah tersebut membutuhkan nutrisi yang bagus termasuk mikroba rumen harus diberikan pendampingan," katanya.
Disinggung terkait adanya bantuan sosial kepada peternak, dia mengatakan, saat ini masih proses pemerintah pusat supaya hasilnya bisa bagus dan memulihkan sisi ekonomi bagi peternak.
"Termasuk pada kegiatan ini, Nestle memberikan bantuan konsentrat untuk sapi perah, dan molases juga diberikan bantuan," ujarnya.
Plh. Bupati Pasuruan Abdul Mujib Imron berterima kasih kepada PT Nestle Indonesia yang telah membantu dalam penanganan hingga pemulihan perekonomian pasca PMK mulai dari bantuan pakan, vitamin hingga vaksin ternak.
"Saya berharap kepada ketua koperasi maupun peternak untuk segera didistribusikan secara merata. Kami mengapresiasi PT Nestle Indonesia yang membantu pemerintah daerah dalam menangani sekaligus memulihkan perekonomian pasca PMK," katanya.
Presiden Direktur PT Nestle Indonesia Ganesan Ampalavanar menyatakan perusahaan prihatin terhadap kondisi yang saat ini terjadi akibat wabah PMK.
Ia menyebutkan, pihaknya berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah menangani wabah ini sebagai bagian dari investasi berkelanjutan di Indonesia.
"Mudah-mudahan kasusnya terus menurun seperti sekarang ini. Yang jelas kami ikut prihatin dengan kondisi PMK seperti ini. Kami siap mendukung pemerintah menangani PMK sampai tuntas," ujarnya.
Dalam hal bantuan, sebanyak 35 mitra koperasi di Jatim sebelumnya sudah menerima dalam bentuk vitamin, disinfektan, dan obat-obatan untuk sapi-sapi perah yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).
Sedangkan khusus anggaran Rp7,7 miliar ini akan diperuntukkan pada bulan Juni-September 2022. Bantuan ini juga diberikan bersamaan juga dengan upaya pemerintah menyuntikkan vaksin kepada ternak sapi untuk mencegah terjadinya penularan PMK. (ayu)