Prof Wiku ingin memastikan satgas penanganan PMK dan progresnya di Jawa Timur berjalan dengan baik. Ia juga meminta orang-orang yang biasa berinteraksi dengan peternak agar memperhatikan bahwa wabah PMK ini serius.
“Jangan keluar masuk peternakan tanpa menjalankan bio security yang baik. Jika tidak disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan, maka PMK yang melandai saat ini tak menutup kemungkinan bisa meningkat kembali. Penyebaran (PMK) sudah mulai menurun terkendali, tapi tetap harus waspada,” paparnya.
Terkait vaksinasi ternak, Wiku menerangkan, pemerintah pusat saat ini masih mendatangkan vaksin dari luar negeri. Namun, segera digantikan dengan produksi dalam negeri baik yang dibuat Pusvetma maupun industri veteriner. “Pemerintah pusat menyoroti Jatim karena sebagai lumbung ternak yang besar,” katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Pusvetma Jatim Edy Budi Susila menerangkan, proses pembuatan vaksin PMK dalam negeri saat ini dalam tahap purifikasi. Ia berharap akhir Agustus atau awal September sudah launching untuk batch pertama sekitar 200 ribu dosis. Hingga akhir tahun 2022, Pusvetma optimistis bisa membuat satu juta dosis vaksin.