Berita

Kasus Covid-19 Jatim Masih Terkendali Meski Bergerak Naik

Kasus Covid-19 Jatim Masih Terkendali Meski Bergerak Naik
Dok humas jatim

SURABAYA, PustakaJC.co - Data perkembangan penyebaran COVID-19 yang dipublikasikan di laman resmi https://infocovid19.jatimprov.go.id/ menunjukkan adanya pergerakan naik kasus Covid-19 di Jatim. Meskipun penambahan kasus harian di Jatim masih melandai.

 

Jika  dibandingkan saat kenaikan Delta Juli tahun lalu atau Februari kemarin, sebenarnya relatif penambahan kasus saat ini masih melandai. Angkanya belum mencapai ratusan atau bahkan ribuan. Demikian data tersebut.

 

Pada Minggu (19/6) ini, penambahan kasus COVID-19 di Jatim berada di angka 70. Sementara, ada 53 pasien COVID-19 yang sembuh hari ini di Jatim.

 

Seperti Hari Minggu (19/6) juga tidak ada tambahan kasus kematian COVID-19 di Jatim. Jikapun ada kenaikan, tapi tidak siginifikan, dari sebelumnya kasus harian di angka 30 sampai 40 kasus, sekarang 70 kasus.

 

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkap, Satgas COVID-19 Jatim terus mengimbau masyarakat agar segera melakukan vaksinasi COVID-19 lengkap dua dosis.

 

"Kami juga tidak hentinya mengimbau, mengajak masyarakat agar segera vaksin dua kali. Kalau sudah lengkap dua kali, lanjut booster," kata Khofifah tak lama ini.

 

Sementara itu, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memberikan tanggapan terkait kasus harian COVID-19 di Tanah Air yang kembali meningkat dalam beberapa hari terakhir. Meskipun positivity rate Indonesia masih di bawah standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Presiden menegaskan bahwa pemerintah dan masyarakat harus tetap waspada menghadapi pandemi COVID-19.

 

“Sejak awal meskipun belum naik, dulu kan saya sudah ngomong, enggak sekali, dua kali, tiga kali, waspada, waspada, waspada, baik oleh yang Omicron maupun yang BA.4, BA.5,” tegas Presiden dalam keterangannya usai menghadiri acara Silaturahmi dengan Alumni Penerima Kartu Prakerja di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor.

 

Presiden pun berharap tidak ada kenaikan kasus COVID-19 dalam kurun waktu ke depan. Untuk itu, Presiden terus mendorong masyarakat untuk segera mendapatkan suntikan ketiga vaksin COVID-19 atau booster sebagai salah satu langkah antisipasi.

 

“Kita berharap tidak ada kenaikan, tapi saya kira antisipasi kita sudah saya sampaikan juga sebulan, dua bulan yang lalu booster semuanya booster,” ucap Presiden.

 

Presiden juga menjelaskan bahwa pemerintah telah menyediakan vaksin COVID-19 dalam jumlah yang banyak sehingga masyarakat bisa segera mendapatkan suntikan ketiga vaksin COVID-19 atau booster.

 

“Vaksinnya ada, masih ada puluhan juta. Itu segera, minta semuanya. Sekarang ini kita ingin melakukakan booster mencari pesertanya itu yang kesulitan,” tandasnya.

 

Kemudian, Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) melaporkan sudah ada 20 kasus pasien Omicron BA.4 dan BA.5 pada Selasa (14/6), terdiri dari dua kasus BA.4 dan 18 kasus BA.5. Total kasus melonjak bertambah 12 orang dari catatan empat hari sebelumnya, 10 Juni 2022. Dari 18 kasus subvarian BA.5, diketahui 3 kasus di antaranya diidap oleh pasien anak-anak.

 

Virus Corona dikenal sebagai virus yang dapat bermutasi menjadi sejumlah subvarian baru. Yang teranyar adalah jenis Omicron BA.4 dan BA.5 yang diklaim lebih menular dibandingkan strain asli (BA.1) maupun varian lainnya.

Virus Corona Omicron BA.4 dan BA.5 juga dikenal dengan masa inkubasinya yang hanya membutuhkan waktu dua sampai tiga hari sampai timbulnya gejala.

 

Karena penularannya yang cepat, masyarakat perlu mengetahui ciri virus ini dan mewaspadai gejalanya. Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyebut gejala subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 tidak lebih ringan dibandingkan varian COVID-19 lainnya. Gejala yang relatif ringan itu pada dasarnya disebabkan oleh imunitas masyarakat yang sudah terbentuk terhadap COVID-19.

 

"Omicron ini bukan lebih ringan, tapi yang menjadi penyebab terkesan ringan adalah karena imunitas yang sudah terbentuk," beber Dicky.

 

"Kalau ini menimpanya ketika kita di situasi yang sama imunitas seperti Delta datang, kematiannya akan jauh lebih besar ketika BA.4 dan BA.5 ini datang. Kita beruntung ini datang setelah gelombang Delta," tambahnya.

 

Adapun ciri virus Corona Omicron BA.4 dan BA.5 umumnya mirip dengan varian COVID-19 lainnya, seperti:

 

Batuk: 89 persen

Fatigue atau kelelahan: 65 persen

Hidung tersumbat atau rinore: 59 persen

Demam: 38 persen

Mual atau muntah: 22 persen

Sesak nafas: 16 persen

Diare: 11 persen

Anosmia atau ageusia: 8 persen (int)

 

 

Baca Juga : Empati Warga Sidrap Bikin Menag Terdiam Ini Bukan Daerah Biasa
Bagikan :