Selain produksi antibiotik, Khofifah juga menjelaskan bagaimana teknologi kesehatan dalam upaya penyembuhan penyakit kanker juga menjadi bagian penting.
"Apalagi teknologi pengobatan kanker yang dijelaskan ini tanpa kemo. Ini menarik, dan bisa kita segerakan agar bisa bertemu dengan Pimpinan RSUD Dr. Soetomo, untuk penjelasan teknisnya" ajak Khofifah.
Selanjutnya untuk bidang pertanian, khususnya kedelai seperti yang dijelaskan, dikatakan Khofifah, Indonesia termasuk Jatim memerlukan teknologi untuk penanaman kedelai yang lebih efesisien untuk suplai kebutuhan industri tempe yang cukup besar. Khofifah menyebut kebutuhan tempe sangat tinggi di masyarakat, sehingga kebutuhan kedelei juga sangat tinggi.
Saat ini proses penanaman masih kurang maksimal karena kedelei import untuk bahan baku tempe tercatat sangat tinggi. Menurut Gakoptindo kebutuhan kedelai Jawa Timur perbulan sebesar 50.292 ton. Sementara produksi kedelai di Jatim per bulan tercatat 6.095 ton. Sedangkan impor kedelai Jatim menurut Pusdatin Menperin tercatat 70.977 ton per bulan. Sehingga jika dihitung terdapat surplus 26.780 ton per bulan tetapi secara internasional harga kedelai mengalami kenaikan. Sehingga stok kedelai surplus tetapi harga masih cukup tinggi. Ketika harga kedelai tinggi sangat besar pengaruhnya terhadap industri tempe.