SURABAYA, PustakaJC.co - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) virtual bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perhubungan Budi Karya terkait persiapan pemerintah di daerah menghadapi masuknya varian omicorn.
Rapat koordinasi ini digelar di gedung negara Grahadi, Selasa (12/1/2022) malam yang juga diikuti Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico afinta, Bupati Banyuwangi, Gubernur DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengaku sudah mewanti-wanti seluruh tim di Jatim untuk melakukan pemetaan yang lebih detail. Ketika bulan Juni tahun lalu terjadi lonjakan eksponensial di DKI kemudian Juli ke Jatim dan karena mobilitas masyarakat sangat tinggi, pihaknya membuat peta yang lebih detail.
“Saat ini vaksinasi kami 81,42 persen, vaksinasi lansia 65,07 persen dan tracing 19,9 persen. Artinya kami akan terus memaksimalkan seluruh ikhtiar ini. sebetulnya proses untuk menyiapkan isolasi terpadu (isoter) sejak kepala BNPB dilantik kami melakukan rakor terkait kesiapsiagaan,” ungkapnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Covid-19 varian Omicron telah menimbulkan gelombang baru di berbagai negara di dunia. Menurutnya bukan tidak mungkin Indonesia mengalami hal yang sama. “Seberapa besar gelombang itu tergantung kita semua, saya berharap tidak terlalu besar. Tapi kalau 13,6 juta orang di Jawa Bali ini belum terlindungi (belum di vaksin) ini yang menjadi masalah. Angka ini besar sekali,”ujarnya saat memimpin Rapat Koordinasi Kesiapan Menghadapi Omicron Pimpinan Menko Marves secara virtual.
Luhut mengatakan tanda-tanda peningkatan kasus sudah terlihat.Maka dari itu, menurutnya langkah-langkah sudah harus diperkuat. “Protokol kesehatan harus dipatuhi, karena kita lihat sekarang sepertinya masyarakat sudah mulain bebas,” katanya.
Dengan berbagai kesiapan tersebut, dan belajar dari pengalaman yang lalu. “Saya yakin kasus tidak akan meningkat setinggi negara lain. Namun syaratnya kita semua harus disiplin. Keberhasilan kita mengendalikan varian Omicron tidak mungkin dapat dicapai tanpa kerja sama semua pihak, terutama dalam menjalankan protokol kesehatan,”tegasnya.
“Sebagai penutup, saya sampaikan sekali lagi. Kasus kemungkinan akan naik tapi kita jangan panik. Kita harus tetap waspada dan terus bekerja sama. Kita harus bersatu padu menghadapi musuh bersama variant Omicron. Karena hanya dengan bersatu, kita bisa mengatasi gelombang baru dan keluar dari pandemi COVID-19 ini,”pintanya
Sementara itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Omicron ini akan sangat cepat naik kasusnya dan jumlahnya sangat tinggi. Meski demikian, lanjutnya, penurunan kasusnya juga cepat. “Ini berbeda dengan varian delta yang penurunan kasusnya lama. Dari jumlah penderita Omicron di Indonesia 99 persen bergejala ringan dan sudah sembuh. Hanya dua orang pasien yang berkategori sedang atau membutuhkan perawatan dengan oksigen. Kedua pasien tersebut memiliki komorbid,” jelasnya.
Budi mengatakan Omicron sudah masuk indonesia dan transmisi lokalnya juga cukup tinggi. Menurutnya hal ini harus hadapi namun tidak boleh kaget jika jumlah kasusnya naik. “Dari jumlah kasus Omicron saat ini, 95 persen OTG, jarang sekali yang masuk rumah sakit. Kalaupun masuk rumah sakit kebanyakan yang sedang. Yang terpenting saat ini adalah testing harus kita tingkatkan dengan PCR. Kita akan suplai mulai minggu depan PCR yang SGTX. Kita sudah sudah kerjasama dengan biofarma untuk produksi SGTX yang agar bisa distribusi minggu depan,"pungkas Budi. (int)