Lebih lanjut gubernur menyampaikan, bahwa saat ini inovasi yang luar biasa sudah dilakukan Bank Jatim, Bank UMKM, PT Pertamina, dan PT Pos. Terutama dalam upaya penguatan OPOP Jatim.
Menurutnya, di usia 2 tahun, bagi OPOP hal ini sebuah proses yang sangat luar biasa. "saya waktu itu belajar dari Almarhum Gubernur Basofi sudirman, dengan programnya one village one produk (OVOP).
"catatan-catatan itu diberikan Gubernur basofi ke saya, kemudian saya melihat ada kekuatan pesantren yang luar biasa, baik pesantrennya, santrinya, maupun alumninya. Jadi ekosistem OPOP adalah pesnatren preneur, santripreneur dan sosiopreneur. Ketiganya ini kami blanded dalam sebuah format yang bisa mendorong produktivitas pesantren," terangnya.
Lebih lanjut dikatakannya, bila produk pesantren, produk santri, maupun alumni, lalu mendapatkan sertifikasi, maka ini tentu sesuatu yang sudah proven (pembuktian). Kita berharap inovasi dan menemukenali produk-produk yang sepetinya sepele menjadi luar biasa. Sebagai contoh, bahan bakar dari bonggol jagung oleh Pesantren Modern Sumber Daya At-TaqwaNganjuk (Pomosda).
"Terimakasih kepada para bupati/walikota di Jatim yang sudah melakukan pendampingan dan penguatan OPOP. Mohon nanti terus bersinergi dengan rumah kurasinya Bank Indonesia dan mudah-mudahan juga berseiring dengan ekspor center yang kini tengah dikembangkan. Dengan demikian produk-produk dari pesantren, santri dan alumni, akan menemukan pasar yang lebih produktif lagi" ujar Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.