"Satu, Kali Lamong ada indikasi pengurangan anggaran, ini yang kemudian kita minta lagi direview karena kalau kita bicara mengenai hak asasi ekonomi, prasyarat paling pertama jangan banjir dulu," tuturnya.
Sementara di sisi lain, Emil Dardak menerangkan bahwa kondisi sebuah daerah yang bebas dari banjir menjadi point penting untuk daya tarik investasi. Begitu juga dengan Kabupaten Gresik, ketika mampu menyelesaikan permasalahan banjir akibat luapan Kali Lamong, maka iklim investasi juga akan semakin baik.
"Kalau banjir teratasi maka kemudian bisa apa? memberikan kepastian investasi di Gresik," tegasnya.
Emil Dardak pun menambahkan, di dalam kerangka Megapolitan Gerbangkertasusila yang ada dalam Perpres No. 80 Th. 2019 Kabupaten Gresik ada dalam pengembangan kawasan tersebut. Ia menuturkan kawasan industri dan perkembangan aglomerasi Surabaya memang ke arah barat, ke arah Gresik. Baik yang di wilayah Gresik maupun yang ke arah selatan.
"Kami menyampaikan bahwa memang posisi Gresik ini menjadi sangat strategis," ungkapnya.
Terkait potensi pengembangan Jalan Lingkar Luar Barat Surabaya, Emil berharap, jika potensi tersebut berkembang, maka akan memperlancar proses distribusi bahan makanan, hasil produksi dan sebagainya dari dan menuju Kabupaten Gresik. Kemudian juga terwujud hunian-hunian dan ekosistem yang akan mewadahi generasi-generasi milenial dengan segala kreativitasnya.
"Ya sebagaimana misalnya saya umpamakan Serpong dengan Jakarta hari ini," pungkasnya. (pstk01)