Emil menambahkan, sektor usaha mikro, kecil dan menengah memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian di daerah. Kontribusi UMKM terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) Jawa Timur bahkan mencapai 57,25%. Jumlah ini sangat signifikan dalam pertumbuhan ekonomi di Jawa timur. Dalam rilis pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021, pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur mencapai 7,05%, di mana 59,78% ditopang oleh pengeluaran atau konsumsi rumah tangga. Ini artinya umkm di jatim memiliki ruang yang luar biasa untuk tumbuh, dikembangkan, dan diluaskan market-nya.
Masih menurut Emil, memasuki era digital yang mempunyai potensi ekonomi sangat luar biasa yang digerakkan oleh lalu lintas 132 juta lebih pengguna internet dan 106 juta lebih pengguna aktif social media serta 92 juta lebih pengguna social mobile di Indonesia, maka provinsi Jawa Timur melihat peluang besar bagi tumbuh kembangnya ekonomi masyarakat di masa datang dengan menguasai digital perdagangan, minimal di negara sendiri.
“Oleh karenanya UMKM harus tanggap terhadap era digital yang digunakan untuk proses produksi dan pemasaran sehingga mampu berdaya saing. ditambah lagi pada masa pandemi ini terjadi perubahan prilaku konsumen dari yang semula menyukai transaksi pembelian langsung berubah menjadi tidak langsung (online). Hanya UMKM yang tanggap digital yang mampu bertahan dan tetap eksis di masa pandemi ini,” ujar suami Arumi Bachsin ini.