Kelompok pertama mendengarkan dongeng tentang seorang pelukis yang setiap malam memperindah kota dengan warna-warna cerah, tetapi kemudian jatuh sakit akibat konsumsi makanan cepat saji. Setelah pulih dengan mengonsumsi "sayuran ajaib," ia bisa kembali bekerja.
Sementara itu, kelompok kedua mendengarkan cerita serupa tetapi tanpa elemen makanan. Setelahnya, anak-anak dari kedua kelompok diberikan pilihan camilan berupa buah, sayuran, kue, dan biskuit selama dua minggu.
Hasilnya, anak-anak yang mendengarkan cerita tentang sayuran ajaib cenderung memilih buah dan sayur dibandingkan camilan tidak sehat. Sebelum mendengar dongeng, mereka lebih menyukai makanan ringan seperti permen dan biskuit.