Gaya Hidup

Filosofi dan Keunikan Pakaian Adat Betawi

Filosofi dan Keunikan Pakaian Adat Betawi
Filosofi dan Keunikan Pakaian Adat Betawi (dok bibli)

SURABAYA, PustakaJC.co - Pakaian adat menjadi identitas suatu bangsa, termasuk pakaian adat Betawi yang mencerminkan budaya masyarakat Jakarta.

 

Setiap jenis pakaian adat memiliki makna filosofis yang mendalam sesuai dengan nilai budaya daerahnya. Berikut beberapa jenis pakaian adat Betawi beserta filosofi dan keunikannya,  seperti dilansir dari buku.kompas.com, Sabtu (8/2/2025):

 

1. Kebaya Encim atau Kerancang

Kebaya Encim merupakan pakaian tradisional yang sering dikenakan oleh perempuan Betawi. Ciri khasnya adalah bagian depan yang meruncing atau mengerucut, dipadukan dengan sarung bermotif seperti karangan bunga, rebung, tumbak, atau belah ketupat.

 

Biasanya, kebaya ini dilengkapi dengan saputangan panjang yang disampirkan di pinggang. Filosofi dari kebaya Encim melambangkan keindahan, kedewasaan, kecantikan, keceriaan, serta kearifan dalam menjalani kehidupan sesuai ajaran leluhur.

 

 

2. Baju Sadaria

Baju Sadaria atau Sadarie merupakan pakaian khas Betawi yang sering dikenakan oleh pria. Modelnya menyerupai baju koko dengan kerah Shanghai, biasanya berwarna putih dan berlengan panjang.

 

Pakaian ini sering dipadukan dengan celana berbahan kain gelap atau bercorak batik dengan motif parang atau lereng. Walaupun tidak memiliki filosofi khusus, baju Sadaria mencerminkan sifat rendah hati, kelembutan, serta kewibawaan pemakainya.

 

3. Pangsi Betawi

Pangsi Betawi merupakan pakaian yang identik dengan para jawara atau pendekar Betawi. Terdiri dari baju tikim dan celana pangsi, busana ini sering diasosiasikan dengan para pejuang. Warna pakaian pangsi memiliki makna tersendiri:

 

- Putih atau krem dikenakan oleh ahli pencak silat yang juga berperan sebagai pemuka agama.

- Hitam sering digunakan oleh pendekar atau mereka yang dianggap kuat dan tangguh.

- Merah melambangkan seseorang dengan kemampuan silat dan ilmu agama yang tinggi.
Pakaian ini mengajarkan bahwa meskipun seseorang memiliki keahlian yang hebat, tetap harus menjaga sikap dan rendah hati.

 

4. Pakaian Pengantin Betawi

Busana pengantin Betawi merupakan perpaduan dari budaya Arab, Cina, India, dan Eropa, sehingga memiliki desain yang unik. Pakaian pengantin pria disebut Dandanan Care Haji, sedangkan pakaian pengantin wanita dikenal sebagai Care None Pengantin Cine.

 

Kostum ini terdiri dari gaun panjang berwarna-warni dengan hiasan kepala berbentuk sorban yang dihiasi payet cerah. Di sisi kiri terdapat pita bunga melati yang menjuntai hingga ke bahu. Keseluruhan busana pengantin ini melambangkan keharmonisan berbagai budaya yang membentuk identitas Betawi.

 

5. Busana Bangsawan Ujung Serong

Busana Ujung Serong merupakan pakaian adat yang biasanya dikenakan oleh kaum bangsawan atau pejabat tinggi seperti demang. Setelan ini terdiri dari jaket tertutup yang dipadukan dengan celana serasi.

Biasanya, pakaian ini dikenakan dalam acara formal seperti pernikahan, rapat, atau acara pemerintahan.

 

Setiap pakaian adat Betawi memiliki makna yang mencerminkan karakter dan nilai budaya masyarakatnya. Melalui pakaian adat ini, identitas dan warisan budaya Betawi terus terjaga dari generasi ke generasi. (nov)

Baca Juga : Puasa Lancar, Kerja Tetap Optimal: Tips untuk Pekerja Kantoran
Bagikan :