SURABAYA, PustakaJC.co - Beberapa orang menghindari film horor karena merasa ngeri dan takut mendengar suara seram, tetapi ada juga yang menikmatinya sebagai hiburan. Mereka tetap menonton meskipun kaget atau menjerit, merasa aliran adrenalin memberikan sensasi menyenangkan.
Seperti yang dilansir dari laman Antara, menurut psikolog Elizabeth Kaplunov, rasa takut memicu hormon adrenalin, yang meningkatkan semangat, kewaspadaan, dan respons. Selain itu, film horor menarik karena alur ceritanya yang cerdik, membuat penonton merasa tertantang.
Bahkan, film ini bisa memberikan manfaat terapeutik bagi orang dengan fobia, membantu mereka mengelola rasa takut tanpa harus menghadapi objek yang ditakuti secara langsung.
Penelitian dari Aarhus University, Denmark, menunjukkan bahwa manusia menikmati rasa takut jika tingkatannya tepat. Dalam studi menggunakan rumah hantu dengan 50 kamar menakutkan, peneliti mengukur detak jantung peserta untuk melihat respons terhadap ketakutan. Hasilnya, ada "zona Goldilocks," yaitu tingkat ketakutan yang cukup untuk menimbulkan kesenangan tetapi tidak terlalu ekstrem hingga memicu trauma.
Ketakutan dalam dosis seimbang memungkinkan orang menikmati pengalaman, tertawa, dan menenangkan diri sebelum menghadapi tantangan berikutnya.
Menurut Don Saucier dari Kansas State University, ketakutan berperan penting dalam motivasi bertahan hidup. Rasa takut mengingatkan kita untuk menjaga keamanan diri, misalnya menghindari bahaya jatuh. Ketakutan juga memotivasi persaingan, seperti dalam tantangan rumah berhantu, yang dapat meningkatkan kepercayaan diri.
Selain itu, ketakutan mendorong kebersamaan; ketika menghadapi ancaman, orang cenderung bekerja sama, menciptakan rasa harapan dan solidaritas. Namun, jika rasa takut berlebihan atau sulit diatasi, konsultasi dengan psikolog dapat membantu menemukan solusi yang kreatif dan efektif. (nov)