SURABAYA, PustakaJC.co - Sarapan sering dianggap sepele oleh banyak orang, terutama karena alasan terburu-buru atau tidak merasa lapar di pagi hari. Padahal, sarapan memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan pikiran.
Dilansir dari detikhealth, Melewatkan sarapan dapat memberikan efek negatif yang signifikan, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Berikut penjelasan lebih rinci:
Menurunkan energi
Sarapan secara teratur sangat dianjurkan karena otak membutuhkan glukosa sebagai sumber energi utama untuk berfungsi secara optimal. Glukosa ini dapat diperoleh dari karbohidrat yang dikonsumsi saat sarapan.
Mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang tepat di pagi hari membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, yang penting untuk mendukung energi, konsentrasi, dan kinerja otak.
Menurut ahli gizi Marcie Vaske, MS, LN, CNS, kadar gula darah biasanya lebih rendah saat Anda bangun tidur. Jika kondisi ini dibiarkan terlalu lama tanpa asupan makanan, Anda bisa merasa lelah atau mengalami kesulitan berpikir jernih (brain fog).
Menggangu hormone tubuh
Kadar gula darah yang rendah dalam waktu lama dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh. Menurut Dr. Laura Purdy, MD, MBA, seorang dokter pengobatan keluarga, melewatkan sarapan dapat mengganggu kadar kortisol, yaitu hormon yang berperan dalam respons tubuh terhadap stres.
“Kortisol cenderung berada pada level tertinggi saat Anda bangun tidur dan secara bertahap menurun sepanjang hari. Sarapan pagi membantu mengelola kadar hormon ini, sehingga dapat mendukung kestabilan mental dan mempersiapkan Anda untuk menghadapi aktivitas sehari-hari,” jelas Dr. Laura.
Jika keseimbangan hormon terganggu secara terus-menerus, hal ini dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan reproduksi dan siklus menstruasi dalam jangka panjang.
Menggaggu mood dan meningkatkan kecemasan
Perubahan hormon juga memiliki dampak signifikan terhadap suasana hati, yang dapat menjadi lebih buruk jika tidak dikelola dengan baik. Sebuah penelitian tahun 2020 yang melibatkan 21.972 responden menunjukkan bahwa kebiasaan melewatkan sarapan berkaitan dengan rendahnya tingkat kebahagiaan, depresi, dan gangguan stres pasca-trauma.
“Kortisol yang terus-menerus tinggi dapat memicu kecemasan dan depresi. Kabar baiknya, sarapan adalah peluang pertama untuk memberikan nutrisi yang mendukung kesehatan otak dan mental Anda,” ungkap Claire Rifkin, MS, RDN, seorang ahli diet.
Kurangnya asupan nutrisi penting untuk otak, seperti asam lemak omega-3 dan vitamin B, juga dikaitkan dengan gangguan suasana hati. Oleh karena itu, sarapan bergizi bukan hanya sekadar sumber energi untuk menjalani aktivitas, tetapi juga berperan penting dalam mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan emosional.
Meningkatkan nafsu makan
Melewatkan sarapan dapat memengaruhi pola makan sepanjang hari, membuat orang cenderung makan berlebihan untuk mengejar kalori yang terlewat. “Banyak yang melewatkan sarapan merasa lebih menginginkan makanan di kemudian hari karena tubuh mencoba mengejar nutrisi yang hilang,” jelas ahli diet Melissa Mitri, MS, RD.
Kebiasaan ini sering memicu craving camilan tinggi kalori seperti keripik, yang tidak memberikan rasa kenyang. Sebagai solusinya, sarapan tinggi protein sangat disarankan untuk membantu menekan nafsu makan dan menstabilkan gula darah. Studi tahun 2018 menemukan bahwa sarapan kaya protein secara konsisten mengurangi keinginan ngemil.
Memperlambat metabolisme
Banyak orang melewatkan sarapan untuk menurunkan berat badan, tetapi kebiasaan ini justru dapat mengganggu metabolisme yang sehat. “Tanpa sarapan, tubuh menggunakan energi dari lemak dan otot, yang memerlukan usaha lebih. Ini memperlambat proses lain untuk menghemat energi,” jelas Stephanie Darby, RD.
Akibatnya, metabolisme melambat, tingkat energi menurun, dan tubuh cenderung menyimpan lemak sebagai cadangan untuk kebutuhan mendatang. (nov)