Gaya Hidup

Waspadai Bahaya Tersembunyi di Balik Bulu Kucing

Waspadai Bahaya Tersembunyi di Balik Bulu Kucing
Waspadai Bahaya Tersembunyi di Balik Bulu Kucing (dok pstk)

SURABAYA, PustakaJC.co - Kucing salah satu hewan unik dan biasa menjadi hewan peliharaan. Tingkahnya yang menawan, menarik perhatian banyak orang. Namun, ada yang perlu diperhatikan dalam merawat kucing.

 

Bukannya tanpa risiko, jika kucing tidak dirawat dengan baik dan diperhatikan kesehatannya, bulunya juga berdampak bagi kesehatan orang-orang di sekitarnya.

 

Pasalnya, mungkin saja terdapat bakteri yang menempel pada bulu kucing tersebut akibat ia bermain di lingkungan yang kotor. Beberapa kelompok orang, seperti ibu hamil dan orang yang mengidap penyakit autoimun juga dilaporkan memiliki risiko lebih tinggi terkena dampaknya.

 

Meski sejumlah peneliti tidak sepenuhnya membenarkan memelihara kucing berisiko pada kesehatan manusia. Bulu kucing sebenarnya tidak secara langsung berbahaya bagi kesehatan manusia.

 

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait bulu kucing dan kesehatan, terutama bagi individu yang memiliki alergi atau kondisi tertentu.

 

Mengenal Penyakit Akibat Bulu Kucing Yang di Lansir Oleh Halodoc

 

Supaya kamu kelak bisa lebih waspada dan telaten dalam mengurus kucing di rumah, berikut ini terdapat risiko penyakit yang muncul akibat bulu kucing, antara lain:

 

1. Reaksi Alergi

Reaksi alergi bukan muncul dari bulu kucing, melainkan dari air ludah dan urinenya. Sehingga saat ia menjilat dirinya sendiri, maka bulunya terkena air ludah tersebut. Reaksi alergi yang muncul umumnya bisa sebabkan gejala flu, termasuk di antaranya adalah mata gatal, bersin, pilek, dan peradangan pada sinus. Selain itu, bulu kucing dapat memicu serangan asma. 

 

2. Penyakit Cakar Kucing (cat scratch disease)

Penyakit akibat cakaran kucing umumnya tidak menyebabkan gejala. Tetapi bakteri Bartonella henselae bisa berpindah pada manusia melalui cakaran atau gigitan kucing. Penularan bakteri bisa melalui cara lain, seperti habis mengelus kucing dan kemudian kamu menyeka mata dengan tangan yang sudah terkontaminasi bakteri. Umumnya muncul benjolan kecil dalam jangka waktu 10 hari. Benjolan tersebut juga bisa diikuti dengan gejala-gejala lain seperti mual, muntah, demam, menggigil, lelah, peradangan, dan rasa nyeri pada bagian kelenjar getah bening. Bagi orang yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat, penyakit cakar kucing ini tidak memberi akibat serius. Segera lakukan pemeriksaan di rumah sakit apabila kamu mengalami gejala aneh usai melakukan kontak dengan kucing.

 

3. Kurap

 Infeksi jamur kulit bisa terjadi akibat bulu kucing. Penularannya terjadi saat seseorang membelai kucing dan tidak mencuci tangan setelahnya.

 

4. Toksoplasmosis

Ini merupakan salah satu penyakit yang cukup dikhawatirkan oleh banyak orang. Toksoplasmosis bisa disebabkan parasit Toxoplasma gondii yang terdapat pada feses (kotoran) kucing yang sudah terinfeksi. Sekitar 2-3 minggu setelah terinfeksi, kucing akan mengeluarkan parasit pada kotorannya. Saat kucing menjilati bulunya, kemungkinan parasit ini bisa tertinggal pada bulu kucing yang kemudian dapat berpindah pada manusia ketika membelainya. Penyakit tokso dari parasit yang dibawa oleh bulu kucing bisa menyebabkan cacat untuk bayi lahir dan rentan mengalami keguguran.

 

Lantas, Bagaimana Cara Tidak Tertular Penyakit Akibat Bulu Kucing?

Tentunya kamu tidak mau terjangkit beberapa penyakit di atas, kan? Untuk itu, simak beberapa cara untuk mengurangi risiko penyakit akibat bulu kucing berikut ini:

Beri Makanan Sehat. Langkah utama mencegah penyakit akibat bulu kucing adalah memberinya makanan kaya protein dan vitamin. Tidak hanya makanan, minuman juga harus diperhatikan, jangan sampai ia minum dari sumber air yang kotor untuk memperlancar proses pencernaan. 

 

Memandikan Kucing. Salah satu langkah mencegah penyakit pada kucing adalah membersihkannya dengan benar, yakni memandikannya dengan rutin. Selain untuk menjaga kebersihan si kucing, mandi juga menghilangkan kutu, jamur atau parasit yang menempel pada bulu.

 

Pastikan Membuat Tempat Pup Khusus. Kotoran adalah sumber penyakit akibat kucing. Supaya kotorannya tidak berada di sembarang tempat, kamu bisa memberinya wadah atau litter box khusus. Latih juga agar kucing peliharaan kamu mau membuang kotorannya di tempat khusus tersebut.

 

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan vaksin pada kucing supaya terhindar dari bakteri. Kunjungilah dokter hewan secara berkala dan jika diperlukan minta dokter untuk memberikan vaksin. (nov)

Baca Juga : Musim Hujan Tiba, Ini Lima Parfum yang Cocok Untukmu
Bagikan :