SURABAYA, PustakaJC.co – Demam 'Gak Bisa Yura' viral di media sosial di berbagai kalangan, mulai TikTokers hingga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, ikut meramaikan tren ini. Namun, ada plot twist dari postingan Menparekraf ini.
Penyanyi Yura Yunita yang menjadi inspirasi tren ini, memberikan tanggapannya mengenai fenomena tersebut.
Tren 'Gak Bisa Yura' muncul di media sosial, terutama TikTok, selama seminggu terakhir menjadi populer dengan cepat.
Ungkapan ini biasanya digunakan bersama dengan musik dari lagu "Risalah Hati" oleh Dewa 19 yang dinyanyikan ulang oleh Yura Yunita.
Konten kreator di media sosial menggunakan 'Gak Bisa Yura' untuk mengekspresikan ketidakmampuan mereka mencapai sesuatu.
Sebagai contoh, sebuah unggahan di TikTok berbunyi, "Gak Bisa Yura, dia lebih memilih jalan diam-diam sama yang lain," menggambarkan kekecewaan pengguna atas cinta yang tak terbalas.
Sementara itu, Menparekraf, Sandiaga Uno, ikut serta dalam tren ini dengan cara yang berbeda. Menggunakan backsound lagu "Risalah Hati" versi Yura Yunita, Sandiaga berbagi kebahagiaannya bersama sang istri, Nur Asia, sejak mereka pacaran di SMP hingga kini memiliki tiga anak.
Ia menulis, "Ternyata bisa Yura, atas izin Allah aku bisa membuat Mama Nur jatuh cinta dan kami dikaruniai 3 orang anak alhamdulillah."
Tren 'Gak Bisa Yura' berawal dari sound Yura Yunita yang menyanyikan lagu "Risalah Hati" milik Dewa 19.
Sound ini dengan cepat diadopsi oleh kreator di TikTok. Bagian lirik yang paling sering digunakan adalah reff lagu tersebut: "Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta"
Kreator TikTok menggunakan potongan lirik ini untuk mengekspresikan perasaan ketidakmampuan mereka.
Berkat Yura Yunita, lagu "Risalah Hati" kembali populer di media sosial. Sound yang digunakan dalam tren ini berasal dari klip live performance Yura Yunita bersama Dewa 19 yang diunggah di YouTube.
Tren 'Gak Bisa Yura' memiliki makna yang cukup dalam. Alih-alih menjawab nyanyian Yura Yunita pada bagian lirik "Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku," kreator TikTok menggunakan potongan sound itu sebagai media untuk menyalurkan kegalauan mereka.
Bagian lirik tersebut diungkapkan sebagai simbol ketidakmampuan mencapai sesuatu yang diinginkan, seperti cinta atau impian lainnya. (int)
