Budaya ini akhirnya mengalami perubahan bentuk berdasarkan kebudayaan setempat. Misalnya bacang yang merupakan makanan khas orang Tionghoa dengan bahan beras berisi daging.
Tetapi setelah diadopsi, di beberapa daerah terjadi perubahan bahan seperti lemper, jaje bantal bali, lepet, arem-arem, dan buras dari Sulawesi Selatan. Modifikasi ini dalam akulturasi juga ada dalam kebudayaan.
Udaya mencontohkannya dalam ondel-ondel. Masyarakat Betawi yang merupakan percampuran dari berbagai etnis dan suku, menggunakan ondel-ondel yang sebenarnya diadopsi dari barong Tionghoa.
“Ada inspirasi yang mengubah atau menambahkan. Kalau kita lihat di zaman dahulunya ini di Jakarta disebutnya berongan. Itu barongan yang saya yakin ini akulturasi juga dari tiga budaya seperti Bali dan Tionghoa.” jelas Udaya. (int)