Akulturasi budaya ini muncul secara arsitektur, misalnya pada masjid pertama Kesultanan Banten yang dibangun Syarif Hidayatullah (1522-1570). Udaya menyebut ketika masjid ini didirikan, disebutnya sebagai masjid China atau masjid Pecinan.
Udaya menambahkan Masjid Agung Banten juga didirikan oleh insinyur yang bernama Tjek Ban Tjun. Kesultanan Banten juga diketahui memiliki kehidupan sosial yang sangat multikultural dan multietnis, karena lokasinya sangat strategis sebagai bandar dagang.
Jajaran pemerintahannya juga diisi oleh etnis lain, termasuk Tionghoa. Dia mendapati laporan tentang Menteri Perdagangan Banten, Cakradana yang pernah menyurati Raja Denmark untuk mengambil lada yang dipesan pada tahun 1671 dan 1672.
“Cakradana diketahui ternyata seorang Tionghoa bernama Tan Che Ko,” bebernya.