SURABAYA, PustakaJC.co - Aktivitas berjualan maupun bagi-bagi takjil pada Ramadan 2023 di Surabaya dilarang memakai kantong plastik atau tas kresek. Pemkot Surabaya sudah menyiapkan sanksi bagi siapa pun yang masih nekat pakai kresek saat berjualan maupun bagi-bagi takjil selama Ramadan 2023.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Agus Hebi Djuniantoro menegaskan bahwa Larangan memakai kantong kresek sudah tercantum dalam Perwali 16/2022 tentang pengurangan kantong plastik. Aturan itu diterapkan pada saat Ramadan, sehingga tidak ada lagi sampah plastik.
"Pas bagi takjil itu lho. Kalau bisa jangan pakai plastik lah. Makan di situ, kemudian nanti tempatnya dikumpulkan, biar nggak ke mana-mana. Jadi mohon ibu-ibu secukupnya kalau masak dan harus sampai habis. Kalau bisa pakai wadah yang bisa dipakai berulang," kata Hebi.
Soal sanksi, Hebi menjelaskan bahwa hal itu juga sudah tertera dalam Perwali 16/2022. Meski demikian dia mengakui bahwa sanksi pemakaian tas kresek itu masih bersifat administratif.
Sanksi itu adalah teguran lisan, teguran tertulis, paksaan pemerintahan yang meliputi pengambilan kantong plastik, serta paksaan pemerintah lainnya yang bertujuan menghentikan pelanggaran dan atau pemulihan.
"Masih administrasi (sanksi), karena kita nggak mau mengganggu perekonomian Surabaya kalau sanksi memberatkan yang jual, yang nggak punya wadah, dan lainnya. Sementara tas kresek dulu aja (yang dilarang). Kalau wadah es, sedotan itu masih bisa, cuma ke depannya sudah nggak boleh," jelasnya.
Menurutnya, sosialisasi ini penting dilakukan untuk mengurangi penggunaan plastik, baik botol maupun wadah makanan dan minuman. Kemudian, sebisa mungkin makanan dan minuman itu harus segera habis sehingga tidak menimbulkan limbah basah.
Hebi pun berkaca dari Ramadan sebelumnya di mana sampah di Surabaya naik 100 ton hingga 200 ton. Terlebih saat menjelang Idul Fitri. Hal itu membuat petugas kebersihan yang hendak mudik jadi terhambat.
"Setiap hari normalnya 1.500 ton sampai 1.600 ton. Pas puasa pasti melebihi. Apa lagi pas mau Hari Raya (Idul Fitri). Kenapa bisa sampai 400 ton 500 ton? Biasanya tukang sampah mau pulang kampung jadi harus membersihkan sampai bersih," katanya. (int)