"Satu, kemarin yang viral terkait suaranya yang berisik. Sudah suaranya berisik, kemudian juga ada kengerian takut lato-latonya melukai orang lain di sekitarnya, atau melukai dirinya dia sendiri," jelasnya.
Ia juga menyinggung fenomena FOMO alias Fear of Missing Out di balik viralnya mainan lato-lato. Saking tidak ingin ketinggalan tren, banyak orang ikut memainkannya meski pada waktu dan tempat yang tidak semestinya.
"Ini juga berisiko sehingga tempat-tempat yang dirasa tidak mengizinkan untuk lato-lato pun seperti tempat yang serius kantor, sekolah, rumah sakit, itu menurut saya wajar untuk melarang adanya permainan lato-lato," ungkap Sari. (int)