Gaya Hidup

Penghormatan dan Sakralitas Terhadap Perempuan dalam Budaya Sunda

Penghormatan dan Sakralitas Terhadap Perempuan dalam Budaya Sunda
dok padi

 

Menurutnya walau lima kata itu konsisten digunakan dalam setiap periode. Namun empat kata, seperti pamajikan, geureuha, wanita, dan mojang mengalami penurunan. Baginya perubahan sosial sangat mempengaruhi perubahan tren penggunaan nomina perempuan.

 

Dari empat kata itu, jelas Susi, istilah geureuha (istri) semakin langka digunakan, dari 156 di periode pertama menjadi tiga di periode keempat. Istilah wanoja (mandiri) justru meningkat penggunaannya, dari semula 13 di periode pertama menjadi 301 di periode keempat.

 

“Tren penggunaan wanoja yang meningkat sejalan dengan geliat perempuan Sunda di ranah publik, di mana usia perkawinan, tingkat pendidikan, hingga jumlah pekerja perempuan Sunda terus meningkat,” paparnya.

 

Dirinya pun menyimpulkan kata geureuha pada masa Demokrasi Terpimpin bermakna bahwa perempuan Sunda berperan sebagai istri yang fungsi utamanya sebagai pemenuh kebutuhan biologis laki-laki.

 

Sementara mojang awalnya merupakan konstruksi perempuan Sunda berdasarkan aspek kecantikannya. Namun pada periode ketiga, objektifikasi ini mulai menghilang dan berubah menjadi sebutan itu perhelatan mojang-jajaka.

Baca Juga : Rahasia di Balik Pijat: Kenapa Tubuh Terasa Lebih Nyaman?
Bagikan :