Mantan Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek tersebut bercerita, jika saat itu dirinya mengadopsi satu hingga dua tanaman Anggrek. Menurutnya, hal ini ternyata bukanlah hal yang mudah.
"Mengadopsi Anggrek sama dengan mengangkat anak asuh. Karena tingkat kesensitifannya bunga Anggrek sangat tinggi. Entah saya yang salah merawatnya, atau bisa jadi karena faktor cuaca," lanjutnya.
Lebih lanjut Arumi mengatakan, dirinya mengapresiasi ketelatenan para pengkoleksk tanaman hias yang secara cekatan dapat merawat tanaman mereka hingga memiliki nilai yang cukup fantastis dipasaran.
"Terlihat mudah tapi kenyataannya tidak," katanya.
Perhimpunan Anggrek Indonesia Surabaya, lanjut Arumi, merupakan komunitas yang positif. Dirinya berharap hal tersebut dapat menjadi salah satu sarana bagi masyarakat pecinta tanaman untuk melakukan kegiatan yang lebih produktif.