“Reog menjadi salah satu media dakwah yang dilakukan Bathoro Katong. Manik tasbih yang ada pada burung merak dimaksudkan agar manusia selalu berdzikir kepada Yang Maha Kuasa,” tulis Dewanto Samodro dalam artikel berjudul Reog Ponorogo : Antara Legenda, Sejarah, dan Budaya.
Hal ini disebut oleh Asmoro Achmadi dalam penelitiannya yang menyatakan ada nilai kerohanian seperti penjiwaan setiap pemain reog yang meliputi nilai dakwah, nilai kelestarian, nilai kepercayaan, dan nilai magis.
Selain itu, katanya, Reog Ponorogo juga memiliki nilai spiritual yakni memuat hal-hal yang melahirkan gairah dan getaran jiwa yakni nilai budaya, nilai keindahan, nilai moral, nilai seni, nilai simbolik, dan nilai superioritas.
Tata nilai selanjutnya, jelas Asmoro adalah unsur-unsur lahiriah yang berkaitan dengan keperluan hidup keseharian, meliputi kepahlawanan, keadilan, nilai kesejahteraan, dan tidak kalah penting adalah nilai kesenangan dalam pertunjukan. (int)