"Kelelahan yang parah memberi pengaruh yang sama pada otak ketika meminum alkohol terlalu banyak," kata Fried. "Namun, tidak ada standar hukum maupun medis untuk mengidentifikasi mana pengemudi yang kelelahan sama dengan pengemudi yang mabuk."
Tim dari Fried memiliki sampel 12 pasien yang akan menjalani operasi epilepsi. Ahli bedah membuat pasien tetap terjaga sepanjang malam untuk mencoba memancing kejang. Kemudian pasien diberikan tes visual kognitif, dimana mereka harus mengelompokkan gambar secepat mungkin. Dapat dibuktikan bahwa pasien yang kekurangan tidur memiliki hasil buruk dalam tes tersebut.
Fried menyatakan bahwa ketika manusia kurang tidur, sebagian otak akan menyerah begitu saja. Ketika tes tersebut berlangsung, para peneliti mengamati pola "slow, sleep-like" yang mengganggu aktivitas otak. "Daerah otak pasien yang terpilih sedang tertidur, menyebabkan penyimpangan mental, sementara otak lainnya terbangun dan berjalan seperti biasa."
Fakta bahwa kurang tidur dapat merusak kesehatan merupakan sesuatu yang umum. Seperti terkena kegemukan, penyakit jantung dan masalah lainnya. Namun studi UCLA tersebut menyoroti bahwa manusia akan menjadi bodoh saat kelelahan, seperti dilansir pada laman Men's Health. (int)