Sempat bertahan pada masa VOC, Pelabuhan Gresik benar-benar mundur pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Pada tahun 1830 Surabaya, Mojokerto dan wilayah sekitarnya dipilih sebagai perkebunan tebu.
Sedangkan di wilayah pedalaman dari Pelabuhan Gresik ternyata tidak mampu menghasilkan komoditas dagang yang laku saat itu seperti tebu, kopi dan gula, sehingga perlu di geser ke Pelabuhan Surabaya.
Hal ini membuat Surabaya menjadi wilayah yang mengalami proses dinamis dalam perkembangan ekonomi. Perkembangan tersebut disebabkan dukungan dan berkembangnya transportasi di Pelabuhan Surabaya. (int)