Meski sekilas tampak seperti rumput liar, perbedaannya adalah bagian akar tanaman ini memiliki kandungan minyak. Struktur daunnya kasar, tipis, tegak, berumbai besar, dan memiliki bunga berwarna cokelat keunguan dengan paku panjang. Warna tanamannya sendiri ungu kehijauan dan dapat tumbuh setinggi 1-2 meter. Tanaman akar wangi dikenal dengan aromanya yang unik, agak mirip wangi serai dengan sedikit herbal dan sitrat, tetapi tidak terlalu tajam.
Mengutip laman Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, akar wangi dapat tumbuh lebat di tanah berpasir atau tanah abu vulkanik di lereng-lereng bukit. Ia akan tumbuh dengan baik pada ketinggian 300-2.000 mdpl dan memerlukan curah hujan yang cukup dengan suhu antara 17-27 derajat Celsius. Akar wangi menyukai sinar matahari langsung, bila ditanam di tempat teduh malah akan berpengaruh pada sistem pertumbuhan akar dan kualitas minyak yang dihasilkan.
Salah satu kandungan dalam akar wangi adalah antioksidan yang membantu mengurangi stres dan penyakit kronis. Akar wangi telah lama digunakan sebagai tonik yang dapat menenangkan masalah saraf, kecemasan, stres, nyeri otot, dan insomnia. Minyak akar wangi bisa ditambahkan ke dalam air mandi untuk menstimulasi aliran darah, meredakan nyeri, dan meningkatkan relaksasi. Mengingat manfaatnya untuk menenangkan begitu besar, tak heran bila akar wangi menjadi salah satu bahan menjanjikan untuk aromaterapi, selain lavender.