Biasanya ulat ini dimakan mentah-mentah atau dibakar, disajikan dalam upacara adat atau acara spesial seperti festival. Di balik penampilannya yang tidak biasa, ulat sagu menyimpan rasa gurih yang unik dan menjadi simbol dari hubungan masyarakat Papua dengan alam sekitar mereka.
Kue sagu bagea adalah camilan kering yang sangat populer di Sorong. Dibuat dari tepung sagu dengan campuran kelapa sangrai, kue ini memiliki tekstur keras dan sedikit renyah. Meskipun agak keras untuk dikunyah, kue bagea memiliki rasa yang sangat khas dan nikmat, terutama jika dipadukan dengan secangkir kopi atau teh hangat. Kue sagu bagea sering ditemukan di banyak toko oleh-oleh di Papua, tetapi rasanya yang asli hanya bisa ditemukan di Sorong.
Sagu batangan adalah makanan khas yang sederhana namun kaya akan rasa. Terbuat dari tepung sagu yang dibentuk dan dijemur di bawah sinar matahari hingga keras, sagu batangan bisa dimakan langsung atau dicelupkan ke dalam teh atau kopi hangat.
Saat dicelupkan, teksturnya menjadi lebih lembek dan terasa gurih. Sagu batangan menjadi camilan favorit yang mudah ditemukan di Sorong dan merupakan salah satu makanan yang sangat menghargai tradisi lokal Papua.
Sama seperti martabak yang kita kenal, martabak sagu di Sorong menggunakan tepung sagu sebagai bahan utama. Makanan ini menjadi favorit karena rasanya yang gurih dan teksturnya yang unik. Martabak sagu ini biasanya dilapisi dengan topping manis seperti coklat, keju, atau pisang yang semakin memperkaya rasa.Cita rasa yang lebih gurih daripada martabak biasa ini menjadikannya pilihan yang sangat menarik bagi para pecinta kuliner.