SURABAYA, PustakaJC.co - Anda tentu familiar dengan ungkapan "Belum kenyang kalau belum makan nasi!" yang menjadi bagian dari karakter masyarakat Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari sejarah panjang nasi sebagai makanan pokok di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Awalnya, nasi mulai dikonsumsi oleh masyarakat Tiongkok dan menyebar ke wilayah lain seperti Asia Selatan, Asia Tenggara, hingga ke Indonesia antara tahun 2000-1400 SM. Penyebaran ini dilakukan oleh ras Indica, yang memperkenalkan budidaya padi ke Sri Lanka, Kepulauan Melayu, dan Cina bagian selatan.
Dalam perkembangannya, nasi tidak hanya menjadi bahan makanan utama tetapi juga simbol penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Misalnya, di Jepang, nasi pernah digunakan sebagai mata uang, dengan satuan bernama koku, yang cukup untuk kebutuhan makan satu orang selama setahun.
Dilansir dari laman okezone, di Indonesia, peran nasi sebagai makanan pokok juga dipengaruhi oleh cerita rakyat, seperti kisah Dewi Sri. Dalam mitos Jawa dan Sunda, Dewi Sri dipandang sebagai dewi kesuburan dan pertanian. Setelah kematiannya, konon dari tubuh Dewi Sri tumbuh berbagai tanaman berguna, termasuk padi.
Kisah ini melambangkan pengorbanan dan berkat yang diberikan alam bagi manusia, menjadikan padi sebagai simbol kesuburan dan kemakmuran. Tradisi ini memperkuat hubungan erat masyarakat Indonesia dengan nasi hingga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Itulah sebabnya nasi memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Indonesia, tidak hanya sebagai makanan pokok tetapi juga sebagai simbol kekayaan alam dan budaya agraris yang subur. (nov)