SURABAYA, PustakaJC.co - Bendahara Umum PP Muhammadiyah yang juga merupakan Dirjen PHU Kemenag, Hilman Latief mengungkap adanya keinginan jika pecel lele akan diekspor ke pasar Timur Tengah.
Dengan diekspor ke Timur Tengah, makanan khas kaki lima tersebut harapannya bisa menjadi menu hidangan bagi para jemaah haji dan umrah. Untuk itu, dirinya terus mendorong partisipasi aktif warga Lamongan sebagai basis pengusaha pecel lele supaya dapat ikut menyuplai penyediaan pecel lele bagi jemaah haji dan umrah asal Indonesia.
Seperti yang dijelaskan pada laman resmi Muhammadiyah, selama ini ribuan ton beras, ikan, hingga sayuran telah diekspor hanya untuk kebutuhan haji dan umrah.
Pihaknya melihat ini sebagai peluang pasar yang baik sehingga berkeinginan untuk memacu ekspor bahan pangan lain, yakni pecel lele. Agar dapat menembus pasar ekspor, Hilman Latief mengatakan harus ada upaya standardisasi dan produksi pecel lele secara kontinyu.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Lamongan, Yuhronur Efendi, mengaku siap untuk menyiapkan pecel lele dan berbagai macam kebutuhan pokok supaya bisa ekspor ke Timur Tengah.
“Ke depan Lamongan sebagai lumbung pangan nasional dengan kesempatan itu akan kita coba dan kita kelola mencukupi kebutuhan beras dan bisa jadi nanti pecel lele juga akan kita ekspor,” kata Yuhronur saat menerima penghargaan Penggerak Ekonomi Produktif BC Gresik Award 2023 pada Rabu (22/2), dilansir dari situs resmi Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur.
Ikan lele sendiri saat ini menjadi salah satu komoditas ekspor Indonesia yang paling potensial dan menarik perhatian pasar internasional. Komoditas perikanan ini diketahui telah diekspor ke sejumlah, antara lain Thailand, Uni Eropa, Inggris, Korea Selatan, dan Arab Saudi.(int)