Hanya saja, bahan utama daging benar-benar diganti dengan kentang yang telah dicampurkan dengan telur dan berbagai bumbu lainnya. Lalu, dengan dicelupkan ke telur terlebih dahulu, bahan ini pun kemudian digoreng hingga menjadi perkedel khas Indonesia.
Bersumber dari buku Rijsttafel: Budaya Kuliner di Indonesia masa Kolonial 1870 - 1942 karya Fadly Rahman, penyebutan 'frikadel' ini agak sulit untuk diucapkan oleh orang-orang pribumi.
Sehingga makanan tersebut lama kelamaan disebut dengan adaptasi ucapan lokal menjadi 'perkedel'. Di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah, penyebutan ini pun berubah menjadi 'bergedel'.
Seiring berkembangnya zaman, makanan ini pun terus diwariskan secara turun temurun. Selain itu, berbagai variasi perkedel pun bisa kita temui di setiap daerah.
Misalnya ada yang menggunakan campuran ikan atau daging tertentu, menggunakan singkong sebagai pengganti kentang, mencampurkannya dengan tahu, atau menggunakan bumbu khasnya sendiri. Sehingga, variasi ini juga turut memperkaya kekayaan kuliner khas Indonesia. (int)