Dari situ, terciptalah sebuah stik kentang kecil nan tipis dengan tekstur yang renyah. Ketika Soekarno hendak makan, ia mencoba menyuguhkan hidangan tersebut. Ternyata, Soekarno pun menyukai kering kentang dari koki Mustofa ini dan selanjutnya makanan tersebut tak ketinggalan untuk mengisi meja makannya.
Pada saat jam makan di waktu lain, Soekarno merasa ada yang berbeda dari suguhan yang diberikan. Sebab, di atas meja tidak tersaji kentang favoritnya. Akhirnya sang proklamator pun bertanya.
"Kentang mustofa mana?"
Dari makanan yang sebelumnya tidak memiliki nama tersendiri, sejak saat itu olahan kering kentang ini dijuluki sebagai "kentang Mustofa". Perlahan, metode pengolahan kentang ini juga berkembang ke luar istana hingga menjadi salah satu pilihan makanan untuk masyarakat. (int)