Kuliner

Tradisi Adang Sego Delapan Tahun Sekali di Solo

Tradisi Adang Sego Delapan Tahun Sekali di Solo
Dok kotasolo

 

“Tradisi ini merupakan gambaran rasa kebersamaan antara Raja dan para abdi dalem, yang merupakan simbol manunggaling kawula gusti (bersatunya raja dengan rakyatnya),” tulis laman tersebut.

 

Hal ini tercermin dari tindakan Sinuhun memasak nasi kemudian membagi-bagikan serta makan bersama rakyatnya. Tindakan semacam ini sangat dihargai oleh rakyat karena merasa mendapat perhatian bahkan kehormatan karena mendapat nasi dari Sinuhun.

 

Upacara ritual Adang Tahun Dal konon berasal dari prosesi yang pernah dilakukan oleh Jaka Tarub. Melalui prosesi peninggalan Jaka Tarub ini menandakan bahwa terdapat konsep legitimasi kekuasaan spiritual.

 

Bagaimana hubungan antara legitimasi kekuasaan spiritual dengan mitos ini dapat dianut kembali dari terbentuknya Kerajaan Mataram Islam. Salah satunya adalah mitos bidadari Nawangwulan yakni istri Jaka Tarub juga dianggap sebagai nenek moyang mereka.

Baca Juga : Pabrik Es Subur Sidoarjo, Benarkah Dibangun dari Zaman Belanda?
Bagikan :