Dalam Jurnal Biosains, Indah Sinaga, Roslina, dan Riyanto menunjukkan bahwa jengkol memiliki sejumlah senyawa kimia yang khas. Salah satunya adalah asam jengkolat. Senyawa ini merupakan asam amino alifatik yang mengandung sulfur dan bersifat toksik.
Selain itu, pada tanaman jengkol juga terdapat glikosida, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A dan B1, minyak atsiri, saponin, alkaloid, terpenoid, flavonoid, serta tannin yang berpotensi sebagai insektisida, larvasida, dan zat toksik terhadap wereng cokelat
Dari ekstrak etanol kulit jengkol juga memiliki manfaat sebagai antibakteri terhadap Streptococcus mutans dan Escherichia coli. Senyawa aktif ini terdapat dalam tumbuhan jengkol pada dosis tinggi.
“Oleh karena itu, perlu dilakukan uji toksisitas untuk mengetahui efek toksik dan ambang batas penggunaannya sebagai obat,” ucap mahasiswa dari Fakultas Biologi Universitas Medan ini.