"Mungkin saat ini saya adalah satu-satunya penjual bubur tuak yang masih tersisa, karena saat ini bahan bakunya sangat sulit didapat yaitu tuak. Karena tuak yang digunakan tidak sembarangan yaitu tuak yang belum difermentasi," kata Bandem.
Untuk tetap mempertahankan kuliner tersebut, Bandem bahkan sengaja mengontrak satu pohon aren agar tetap bisa mendapat tuak sesuai dengan keinginan sebagai bahan utama pembuatan bubur tuak.
"Bubur tuak ini dipercaya mempunyai banyak manfaat seperti menurunkan demam pada anak-anak, memperlancar ASI, diabetes dan ada cukup banyak yang bilang bahwa kuliner ini mampu mengobati sembelit dan penghilang stres," tungkas Bandem. (int)