Kuliner

Filosofi Lemper dan Semar Mendem

Filosofi Lemper dan Semar Mendem
dok travelingid

 

Selain itu, ada juga yang mengatakan jika penamaan jajanan semar mendem ini terinspirasi dari kebiasaan Semar, yang senang makan sampai kekenyangan. Tidak berhenti di situ saja, Semar di sini juga menyimbolkan kekuasaan.

 

Pada intinya, Semar si pemegang kekuasaan tidak diperbolehkan mendem alias mabuk kekuasaan. Jabatan yang dipegang Semar haruslah disalurkan pada kebaikan dan mengayomi rakyat.

 

Jika semar mendem memiliki sarat makna yang sangat filosofis, tidak ketinggalan juga dengan jajanan lemper. Bagi masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah, lemper bukanlah sekadar jajanan pasar yang terbuat dari ketan dan diisi dengan daging ayam.

 

Dilansir dari Tapak.id, teksturnya yang lengket dan cenderung sticky juga memiliki makna persaudaraan. Bersaudara berarti bersatu. Selain makna tersebut, nenek moyang masyarakat Jawa juga percaya bahwa tekstur lemper yang sangat lengket itu juga akan mendatangkan rezeki bagi siapapun yang memakannya.

Baca Juga : Cara Membedakan Telur Busuk dan Segar, Jangan Salah Pilih
Bagikan :