SURABAYA, PustakaJC.co - Ketergantungan Indonesia pada impor bahan baku farmasi yang mencapai 90 persen menjadi perhatian serius kalangan akademisi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Pusat Studi Pengembangan Industri dan Kebijakan Publik (PIKP) mendorong penguatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk mewujudkan kemandirian industri farmasi nasional.
“Kalau bahan baku vital seperti farmasi masih 90 persen impor, itu artinya kita masih sangat rentan,” ujar Arman Hakim Nasution, Ketua PIKP ITS. Menurutnya, penguatan TKDN bukan hanya soal pemenuhan aturan, tetapi menjadi strategi penting dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Dilansir dari jawapos.com, Selasa, (22/4/2025).
Arman menjelaskan, beberapa negara maju seperti Amerika Serikat telah menerapkan tarif perdagangan balasan (resiprokal) hingga 32 persen. Dalam kondisi seperti ini, Indonesia harus menyiapkan posisi tawar yang kuat melalui pengembangan industri dalam negeri, termasuk sektor farmasi yang menyangkut kesehatan masyarakat.