Sistem Sosial dan Kepemimpinan Suku Moi
Dalam kehidupan sosialnya, Suku Moi terbagi menjadi tiga golongan utama: orang yang berpengetahuan mendalam, mereka yang pengetahuannya terbatas, dan wanita dalam masyarakat. Kepemimpinan di masyarakat ini memiliki dua bentuk utama yakni kepemimpinan berwibawa dan kepemimpinan warisan (Ondoafi). Dalam sistem kepemimpinan berwibawa, seseorang dipilih berdasarkan prestasi, kekayaan budaya, dan kontribusinya terhadap masyarakat. Sedangkan dalam kepemimpinan warisan, jabatan pemimpin diwariskan secara turun-temurun dalam keluarga yang memiliki kedudukan tinggi.
udaya dan Tradisi
Suku Moi memiliki budaya yang sangat khas, terutama dalam aspek adat-istiadat, salah satunya adalah prosesi pernikahan adat. Prosesinya melibatkan pembayaran mas kawin, biasanya berupa kain tenun Kain Timor, yang menjadi simbol penghargaan kepada pihak perempuan. Hal ini mirip dengan beberapa suku lainnya seperti Maybrat, Sorong Selatan, dan Pegunungan Arfak
Menurut Franky Umpain, Ketua Harian LMA Papua Barat Daya, “Dalam tatanan adat masyarakat Moi, ada beberapa prosesi yang hanya boleh diketahui oleh masyarakat tertentu, seperti kaum perempuan, karena merupakan bagian dari kekayaan budaya yang harus dijaga.”
Suku Moi juga dikenal sangat menghargai adat istiadat dan hukum adat, yang menjadi dasar dalam kehidupan sehari-hari mereka. Keberadaan Suku Moi sebagai pemilik sejati Tanah Papua Barat bukan hanya dilihat dari aspek sejarah, namun juga bagaimana mereka menjaga dan melestarikan tradisi, adat, dan keseimbangan alam. Mereka bukan hanya penjaga tanah, tetapi juga pelindung budaya dan filosofi hidup yang telah ada sejak lama. Menjaga Egek adalah salah satu kearifan lokal yang menjadi pelajaran penting bagi kita semua dalam menjaga hubungan harmonis dengan alam. (ivan)