Komunitas

Meriahkan Tetralogy EJRF, Banyuwangi Jadi Tuan Rumah Perdana dengan 1.200 Peserta Lari

Meriahkan Tetralogy EJRF, Banyuwangi Jadi Tuan Rumah Perdana dengan 1.200 Peserta Lari
Meriahkan Tetralogy EJRF, Banyuwangi Jadi Tuan Rumah Perdana dengan 1.200 Peserta Lari (dok kominfo.jatimprov)

SURABAYA, PustakaJc.co - Tetralogy East Java Running Festival (EJRF) yang diselenggarakan di Pantai Boom Marina berlangsung semarak. Sekitar 1.200 pelari dari berbagai daerah turut ambil bagian dalam acara hasil kolaborasi antara Polda Jawa Timur dan Pemkab Banyuwangi tersebut.

 

Peserta dari berbagai wilayah seperti Surabaya, Bali, Lombok, Malang, dan lainnya mengikuti lomba lari dengan tiga kategori jarak, yaitu 2,5 km, 5 km, dan 10 km. Rute perlombaan melintasi perkampungan serta berbagai lokasi ikonik di Kota Banyuwangi, termasuk Taman Sritanjung, Taman Tirtawangi (Patung Kuda), dan Taman Blambangan.

 

Event ini diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga lanjut usia. Di sepanjang rute, warga setempat tampak antusias mendukung dan menyemangati para pelari. Beberapa warga bahkan menawarkan minuman dan camilan sebagai bentuk dukungan mereka.

 

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Polda Jawa Timur atas kepercayaan yang diberikan kepada Banyuwangi sebagai tuan rumah perdana Tetralogy EJRF.

 

"Terima kasih atas dukungan Polda Jatim yang turut mendukung memajukan wellness tourism, menawarkan konsep wisata berbasis kesehatan di Banyuwangi," kata Ipuk yang turut serta berlari bersama ribuan peserta, melalui laman kominfo.jatim , dilansir Senin (27/01/2025).

 

Beragam ajang sport tourism diselenggarakan di Banyuwangi untuk mewadahi para pecinta olahraga di Indonesia, mulai dari sepeda, paralayang, tenis, sepatu roda, hingga berbagai kegiatan lainnya yang berskala nasional maupun internasional.

 

Direktur Polairud Polda Jatim, Kombes Pol. Arman Asmara, menjelaskan bahwa EJRF merupakan event tetralogi pertama. Banyuwangi dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan karena telah memiliki pengalaman yang matang dalam menggelar sport tourism.

 

"Banyuwangi perdana karena telah berpengalaman menggelar event olahraga. Dukungan masyarakat Banyuwangi sangat luar biasa. Setelah dari Banyuwangi menyusul di Kota Kediri, Madiun, dan diakhiri di Surabaya," ujar mantan Kapolresta Banyuwangi periode 2020-2021 itu.

 

Dengan konsep Tetralogy, penyelenggara akan menggabungkan hasil dari seluruh rangkaian East Java Running Festival untuk menentukan pelari terbaik. Setiap lomba memberikan poin berdasarkan posisi finish peserta, yang akan dihitung dan diakumulasikan untuk menentukan pelari dengan poin tertinggi.

 

Para pelari tampak sangat serius dalam upaya meraih poin maksimal. Dewi Nur Laily, yang meraih juara dalam kategori perempuan 5k, mengungkapkan bahwa ia telah berlatih intensif untuk meningkatkan kecepatan rata-rata selama sebulan terakhir. Dewi berhasil mencatatkan waktu tercepat 26 menit 47 detik.

 

Sementara itu, Slamet (60), meskipun sudah berusia lanjut, tetap bersemangat berlari bersama anak dan cucunya, menunjukkan semangat yang tak pernah pudar. "Saya senang sekali bisa ikut lomba lari ini. Meski sudah tua, tapi semangat harus tetap muda," ujar Pak Slamet. (nov)

Baca Juga : Lebih Penting Mana, Bekerja Sesuai Passion atau Peluang?
Bagikan :