Stunting memiliki dampak yang serius bagi kesehatan jangka panjang dan pendek. Pada kesehatan jangka pendek, stunting dapat menyebabkan turunnya kekebalan tubuh. Sementara itu, untuk jangka panjangnya, kondisi ini bisa memicu risiko penyakit kronis, seperti hipertensi dan diabetes.
Peneliti Pusat Riset Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yuly Astuti, menyebut jika stunting memiliki sifat genetik. Dalam hal ini, seorang ibu yang mengalami stunting berisiko melahirkan anak yang juga mengalami stunting.
Faktor penyebab stunting
Stunting disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya perilaku pemberian ASI dan vaksinasi. Selain itu, kondisi sosial, seperti pendidikan, usia menikah, dan pendapatan rumah tangga juga menyumbangkan peran dalam lahirnya anak dengan kondisi stunting.
Hal lain yang menyebabkan tingginya angka stunting adalah tradisi dan sosial budaya di beberapa tempat. Salah satu contoh nyata yang masih sering ditemui di Indonesia adalah tingginya angka perkawinan anak.
Ibu yang menikah di bawah usia 20 tahun disebut sangat berisiko untuk melahirkan anak stunting dibandingkan ibu yang menikah di usia dewasa. Ibu yang masih muda atau dalam masa pertumbuhan harus berbagi nutrisi dengan janinnya, sehingga kebutuhan gizinya tidak benar-benar terpenuhi dengan baik.